Jaga Silaturahmi dan Kesehatan di Masa Pandemi dengan Kue Lebaran Sehat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Muffin Sehat, Berserat dan Bermikronutrien/Philips

Muffin Sehat, Berserat dan Bermikronutrien/Philips

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ketika jarak memisahkan, rasa dan kelezatan bisa menghubungkan kita. Lebaran tahun ini memang masih berbeda karena sebagian dari kita tidak dapat berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Untuk itu, Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA) membagikan resep kue sehat yang dirancang bersama ahli gizi, untuk membuat momen Lebaran Anda tetap spesial.

“Momen Lebaran selalu menjadi momen istimewa setiap tahunnya, karena inilah saatnya menjalin silaturahmi dengan keluarga, sanak saudara, hingga sahabat,” komentar Danny Hadhyan, District Leader Personal Health Philips Indonesia dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 10 Mei 2021.

“Lebaran tahun ini memang masih berbeda, tetapi ada banyak cara untuk tetap dekat dengan orang-orang tersayang. Salah satunya dengan mengirimkan kue buatan sendiri. Apalagi jika kue tersebut tidak hanya lezat, tapi juga sehat.”

Ahli gizi dan Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, Rita Ramayulis, menjelaskan bahwa selama ini kue Lebaran identik dengan rasa manis, berlemak terutama lemak jenuh, serta tidak berserat dan tidak bermikronutrien. “Di situasi pandemi Covid-19 ini, tentu saja kita harus senantiasa meningkatkan imunitas tubuh dan menghindari hal-hal yang dapat menurunkan imunitas tubuh. Di antaranya adalah dengan bijak memilih makanan yang baik untuk kesehatan. Konsumsi gula berlebih, lemak jenuh berlebih serta rendah serat dan mikronutrien akan berisiko melemahkan imunitas tubuh,” kata Rita.

“Oleh karena itu, kita harus disiplin dalam mengkonsumsi kue Lebaran serta menyiasati pemilihan bahan dan cara pembuatannya," kata Rita.

Ada beberapa cara memasak kue lebaran yang bisa membantu Anda tetap sehat. Pertama dengan mengurangi dan mengganti jenis gula pasir dengan gula kelapa. Kedua dengan mengganti butter atau mentega dengan minyak kelapa murni. Ketiga dengan mengganti tepung terigu biasa dengan terpung terigu dari gandum utuh. Keempat dengan menambahkan buah-buahan kering, dan terakhir dengan mimilih alat memasak kue yang suhunya bisa diatur sedemikian rupa.

Bersama dengan Philips Indonesia, Rita Ramayulis merancang resep Muffin lezat yang lebih berserat, rendah gula, dengan lemak rantai menengah dan lemak jenuh rendah.

Berikut adalah resep Muffin Sehat, Berserat dan Bermikronutrien untuk 8 buah muffin.

Porsi 4 orang, persiapan 10 menit, waktu memasak 15 menit

Bahan A
-75gr tepung gandum utuh (diayak)
-1 1/2 sdt baking soda Gluten free
-1 sdt kayu manis

Bahan B
-Garam sejumput
- 1 telur ayam kampung
- 2 sdm gula kelapa organik
-35ml susu
-40ml sari almond
-50gr minyak kelapa

Bahan Isi dan taburan :
75gr cranberry kering

8 mangkok kertas muffin

Cara membuat:
1. Campurkan bahan A di mangkok sampai tercampur rata dan sisihkan.

2. Kocok telur dan gula dengan kecepatan rendah (kurang lebih 2 menit) kemudian masukkan satu persatu bahan B lalu aduk rata.

3. Masukkan bahan A ke dalam mangkok bahan B dan campur sampai rata dengan menggunakan spatula.

4. Masukkan 50 gram isian muffin cranberry ke dalam adonan

5. Siapkan mangkok kertas muffin (dua lapis mangkok kertas untuk 1 muffin) dan tuang adonan dan taburi atas adonan dengan cranberry

6. Panaskan Airfyer dengan suhu 200 selama 3 menit, kemudian masukkan muffinnya dan turunkan suhu ke 165, setelah 5 menit turunkan suhu menjadi 145 sampai muffin matang.

7. Angkat muffin dan sajikan.

Penggunaan Air Fryer memungkinkan memanggang kue dengan menggunakan hembusan udara yang dipanaskan sesuai dengan derajat panas yang diinginkan, sehingga dapat mematangkan kue tanpa merusak kandungan nutrisi di dalamnya.

Masih ada waktu lho membuat kue lebaran sehat penuh serat ini. 

Baca: Cara Menyimpan Kue Kering Lebaran agar Tak Mudah Berjamur

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."