Cinta dan Pengorbanan, Berjalan Seiring Tapi Bukan Jaminan Kebahagiaan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Salah satu ciri hubungan cinta yang kuat adalah ketika kamu mampu menjadi diri sendiri saat bersama pasangan. (Pexels/Min An)

Salah satu ciri hubungan cinta yang kuat adalah ketika kamu mampu menjadi diri sendiri saat bersama pasangan. (Pexels/Min An)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Cinta butuh pengorbanan. Kalimat ini sering muncul dalam meme, kutipan cinta di Pinterest, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya, agar hubungan asmara berjalan langgeng. Pertanyaannya, apakah hal ini memang dibutuhkan? Mengapa cinta dan pengorbanan selalu saling berkait? 

Dr. Aaron Ben-Ze'ev, filsuf dan penulis In the Name of Love: Romantic Ideology and Its Victims, menulis di Psychology Today bahwa ideologi romantis sering menggambarkan bahwa cinta melibatkan pengorbanan dan menolak kompromi.

Ben-Ze’ev melanjutkan, “pada kenyataannya, situasi yang terjadi bisa sebaliknya. Hubungan [cinta] membutuhkan lebih sedikit pengorbanan dan lebih banyak kompromi.”

Berkorban atau pengorbanan, menurut Ben-Ze'ev, berarti menyerahkan sesuatu yang berharga untuk mendapatkan atau mempertahankan sesuatu, seperti hubungan yang berharga atau tujuan yang layak lainnya. Istilah pengorbanan sebenarnya sering digunakan dalam konteks agama yang mengacu pada tindakan mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada dewa atau Tuhan.

Baca juga: Cinta atau Nafsu? 8 Pertanyaan Ini Bisa Bantu Kamu dapatkan Jawabannya

Ideologi romantis memiliki aspek-aspek tertentu yang serupa dengan keyakinan agama, maka tak heran istilah “pengorbanan” dan “berkorban” juga sering digunakan dalam konteks romantis. Misalnya, seseorang rela mengorbankan tujuan karier demi mempertahankan hubungan.

Psikolog Caryl E. Rusbult, Paul A. M. Van Lange, dan lainnya melakukan penelitian menarik yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology. Dikutip dari, Exploring Your Mind, mereka menunjukkan bahwa salah satu variabel yang paling banyak memprediksi komitmen, stabilitas, dan kebahagiaan dalam suatu hubungan adalah kesediaan untuk berkorban demi cinta. Namun, pengorbanan tidak selalu memperkuat cinta ataupun membuatnya menjadi lebih romantis. Seringkali yang terjadi adalah sebaliknya.

Cinta dan pengorbanan selalu berjalan beriring. Namun, saat melakukan pengorbanan untuk cinta, ingatlah untuk melakukannya dengan adil. Terus-menerus melepaskan hal-hal yang ingin kita lakukan tentu melelahkan. Lebih dari itu, pengorbanan yang kita lakukan juga bisa menjauhkan kita dari diri sendiri, dan membuat kita berubah menjadi sesuatu yang bukan kita.

Baca juga: 3 Fase Pacaran, Berawal dari Perasaan yang Menggebu Hingga Terlalu Nyaman

PSYCHOLOGY TODAY | EXPLORING YOUR MIND | LIFE HACK

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."