Tanda Ibu Hamil Pecah Ketuban dan yang Harus Dilakukan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi hamil. Unsplash.com/John Looy

Ilustrasi hamil. Unsplash.com/John Looy

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pecah ketuban adalah kondisi yang dialami oleh ibu menjelang melahirkan. Air ketuban yang keluar menjadi penanda proses kelahiran sebentar lagi akan terjadi. Hanya saja, terkadang ibu tidak menyadari kalau air ketuban telah pecah karena menduga itu adalah air seni.

Air ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung tempat bayi berada di dalam rahim. Air ketuban berfungsi membuat bayi aman dan nyaman di dalam perut. Air ketuban memberi ruang bagi bayi untuk tumbuh, menjaga suhu tetap stabil, dan sebagai bantalan tali pusar sehingga tidak terjepit.

Ketika bersiap melahirkan, air ketuban akan pecah dan mengalir melalui vagina. Kondisi ini bisa terjadi sebelum atau selama persalinan. Saat itulah ibu hamil mulai merasakan kontraksi dan leher rahim menipis dan melebar sehingga bayi bisa melewatinya.

Ilustrasi ibu hamil berdiri di antara pepohonan. unsplash.com/Ryan Franco

Pengalaman pecah ketuban akan berbeda pada setiap orang. Tapi tanda-tanda umum yang bisa dikenali antara lain terasa ada semburan yang cepat, terasa seperti buang air kecil di celana, kebocoran konstan, air ketuban menetes lambat, kebocoran yang mulai dan berhenti.

Ibu juga mungkin mendengar atau merasakan letupan kecil di sekitar vagina dan tidak dapat mengontrol cairan yang keluar, tidak dapat ditahan seperti menahan buang air kecil. Dan cairan ketuban tidak berbau seperti air seni.

Jika ibu menduga air ketuban pecah, langkah yang harus dilakukan adalah pakailah pembalut, bukan tampon. Kemudian segera hubungi dokter atau bidan. Dokter atau bidan akan mengecek cairan yang keluar dan meminta ibu menunggu untuk mengetahui reaksi selanjutnya. Dan bersiapkan untuk kelahiran si kecil.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."