Haruskah Pakai Masker saat Bercinta di Masa Pandemi?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pasangan memakai masker di tengah pandemi Covid-19. Shutterstock

Ilustrasi pasangan memakai masker di tengah pandemi Covid-19. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut studi terbaru dari Universitas Harvard di Amerika Serikat yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine merekomendasikan pasangan bercinta memakai masker di tengah pandemi virus corona baru atau Covid-19.

Pemimpin penelitian sekaligus ahli kesehatan mental di Fakultas Kedokteran, Jack Turban, mengatakan hal tersebut didasarkan pada penularan virus corona lewat droplet atau percikan bersin, berbicara, dan air liur. Seperti kita ketahui, hubungan seksual kerap diiringi dengan ciuman sehingga pertukaran air liur pasti terjadi.

“Menghindari ciuman dan seks anal akan sangat mudah jika dilakukan lewat penggunaan masker. Itu sebabnya kami menyarankannya,” ungkapnya seperti dilansir dari laman Cosmopolitan.

Turban juga menjelaskan virus corona yang banyak diderita masyarakat di dunia sering ditemukan tanpa gejala. Hal tersebut membuat segala bentuk pencegahan harus dilakukan, termasuk saat berhubungan seksual.

“Walaupun tinggal serumah, namun Anda tidak tahu apakah pasangan berisiko saat bekerja di luar rumah sehingga menggunakan masker bisa membantu mencegah risiko terpapar Covid-19 yang mungkin dibawa pasangan,” jelasnya.

Selain itu, hindari bercinta saat pasangan sedang tidak enak badan, seperti batuk, flu, dan demam. Jangan lupa untuk segera membersihkan Miss V dengan sabun dan air mengalir. Pastikan mengelapnya hingga kering dengan handuk lembut, jangan tisu basah berpewangi yang bisa menganggu pH (kadar keasaman) alami di dalam Miss V.

“Menjaga diri dari segala risiko harus dilakukan agar Anda dan pasangan tetap sehat di tengah pandemi Covid-19,” jelasnya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."