Hindari Memanaskan Makanan Bersantan Berulang Kali, Cek Kata Ahli

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah orang memasak makanan bersantan seperti opor ayam, sayur buncis atau rendang dalam porsi banyak di Hari Raya Idul Fitri. Pertimbangannya hidangan Lebaran itu favorit anggota keluarga. Tapi adakalanya makanan itu berlebih, lalu disimpan, dan dihangatkan kembali saat akan dimakan. Ternyata dokter tak menyarankan hidangan bersantan dipanaskan berulang kali.

Ahli gizi dari Mayapada Hospital Kuningan, Christina Andhika Setyani, menjelaskan bahwa makanan apa pun yang mengalami pemanasan berulang pasti akan mengurangi nilai gizi bahkan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.

"Misalnya rendang, jika dipanaskan berulang ulang pasti rasanya makin enak. Ya, sebenarnya memang makin enak dari segi rasa di mulut tetapi dari efek jangka panjangnya yang tidak enak," ujar Christina pada Antara di Jakarta pada Minggu, 24 Mei 2020.

Christina menjelaskan santan yang dipanaskan berulang kali atau mengalami proses pemasakan yang panjang akan mengubah kandungan lemak di dalamnya menjadi lemak jenuh.

"Lemak jenuh inilah yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke," lanjutnya.

Kendati demikian ada beberapa trik untuk memasak makanan bersantan agar jadi lebih aman untuk tubuh.

"Sebaiknya saat memasak makanan yang menggunakan santan, masukkan santan terakhir sesaat masakan akan matang," jelas Christina.

Memasak santan sebenarnya tidak perlu terlalu lama. Sebab jika santan dimasak terlalu lama, maka santan akan mengeluarkan minyak dan lapisan minyak inilah yang berbahaya karena mengandung lemak jenuh.

Christina mengingatkan jika memang harus dipanaskan maka sebisa mungkin panaskan seminimal mungkin dan jangan sampai terbentuk lapisan minyak di atasnya.

"Supaya tidak menjadi boomerang untuk kesehatan kita maka sebaiknya barengi konsumsi makanan berlemak tinggi dengan serat dua kali lipat lebih banyak, aktivitas fisik, dan konsumsi air putih yang cukup," ungkapnya. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."