Tak Disarankan Olahraga Seusai Tarawih, Imbasnya Sampai Esok Hari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi wanita berolahraga. shutterstock.com

Ilustrasi wanita berolahraga. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada banyak ulasan tentang waktu yang terpat untuk berolahraga di bulan Ramadan. Ada yang menyarankan sebelum buka puasa ada juga yang menganjurkan seusai salat tarawih. Mana yang paling tepat?

Spesialis Kedokteran Olahraga, Michael Triangto tidak menyarankan olahraga dilakukan pada malam hari. Musababnya, menurut dia, olahraga di malam hari memiliki risiko yang lebih besar bagi tubuh terutama setelah seharian berpuasa.

Risiko tersebut disebabkan karena berpuasa umumnya menyebabkan dehidrasi. "Sedangkan setiap kali berolahraga, orang akan meningkatkan metabolisme tubuh sehingga badan terasa lebih hangat," kata Michael Triangto dalam Webminar ICM: Olahraga Saat Pandemi Covid-19 pada Kamis, 7 Mei 2020.

Ilustrasi seorang wanita olahraga di rumah. Unsplash.com/Jonathan Borba

Ketika suhu tubuh meningkat disertai dehidrasi, para ahli sering menyebut kejadian ini sebagai Excess Post-exercise Oxygen Consumption atau EPOC. Apabila EPOC terjadi di malam hari, maka orang tersebut akan kesulitan tidur atau mengalami insomnia.

Kondisi sulit tidur ini tentu mempengaruhi waktu tubuh untuk beristirahat dan aktivitas berikutnya, yakni sahur. Jika tidur terlalu larut malam, maka tubuh yang seharusnya terjaga saat bersantap sahur, justru masih kelelahan dan bisa jadi kebablasan hingga tak sahur. "Jadi, puasa di hari berikutnya jadi kurang nyaman dan lemas," katanya.

Sebab itulah, Michael Triangto, tidak merekomendasikan olahraga di malam hari selama berpuasa. Adapun berolahraga di sore hari menjelang waktu berbuka lebih disarankan. "Karena kalau terasa haus atau lapar akibat olahraga, bisa diatasi semuanya karena waktunya berdekatan dengan buka puasa," katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."