Ini Sikap Indonesia Fashion Chamber Soal Tas dari Tulang Belakang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Tas rancangan desainer Arnold Putra yang ramai diperbincangkan karena pegangan tasnya terbuat dari tulang belakang manusia. Foto ini diunggah pada 26 September 2016. Instagram.com/@byarnoldputra

Tas rancangan desainer Arnold Putra yang ramai diperbincangkan karena pegangan tasnya terbuat dari tulang belakang manusia. Foto ini diunggah pada 26 September 2016. Instagram.com/@byarnoldputra

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Ramai jadi perbincangan desainer Arnold Putra yang membuat tas bentuk keranjang dari lidah buaya dan pegangan tas dari sumsum tulang belakang manusia. Ia mengklaim bahan-bahan tersebut berasal dari surplus medis di Kanada.

Tas tangan tersebut pertama kali dirilis pada 2016 dan dijual seharga US$ 5.000 atau sekitar Rp 78,5 juta.

Melalui laman Instagram kedua milik Arnold, @byarnoldputra, ia mengunggah foto tas tersebut dan memasarkannya di beberapa situs mode. "Terbuat dari tulang belakang seluruh anak yang menderita osteoporosis," tulis keterangan foto tersebut.

Menurut laporan Insider, Selasa, pihaknya telah menghubungi dua ahli osteopati anak dan menunjukkan gambar-gambar tas itu. Keduanya mengatakan hampir dipastikan bahan dasar tas karya Arnold adalah tulang belakang manusia, namun belum yakin jika itu milik seorang anak.

Tas tersebut pertama diunggah Arnold ke media sosial @byarnoldputra pada 2016 dan sejak itu muncul juga di akun perjalanan @arnoldputra dan di situs web serta media sosial distributor Inggris The Unconventional.

Awalnya tidak ada yang memperhatikan tas tersebut, namun pada 23 Maret 2020 seorang mahasiswa dan kurator yang bernama Maxim mengunggah foto tangkapan layar dari @byarnoldputra di Twitter-nya @wqbisabi. Dari sana tas tersebut kemudian viral dan menuai protes.

Warganet mulai bertanya-tanya lewat Instagram Arnold, dan distributornya dengan pertanyaan tentang dari mana bahan-bahan itu berasal, dan mengapa ia akan mengubah tulang belakang manusia menjadi sebuah tas.

Juru bicara The Unconventional pun mengatakan jika Arnold menukar semua barang-barang mewah dengan benda-benda yang berasal dari suku kuno.

"Ia menukar barang-barang mewahnya dengan barang-barang suku kuno yang dianggap berharga," ujar juru bicara The Unconventional.

Arnold kemudian mengaku jika dirinya tidak pergi ke tempat-tempat kuno untuk menukar tulang. Ia mendapatkan tulang tersebut dari salah satu tempat medis di Kanada.

"Ini bersumber dari sebuah tempat medis dari Kanada dengan perjanjian," kata Arnold.

Menurut Arnold hal tersebut sangat memungkinkan untuk membeli dari perusahaan berlisensi yang menerima spesimen manusia yang disumbangkan untuk obat-obatan dan mereka menjualnya karena surplus.

Arnold juga mengatakan jika tas tersebut sebenarnya belum selesai dan masih dalam tahap uji coba. "Butuh sedikit percobaan untuk membuat lidah rata dan cukup kenyal," serunya.

Menyikapi kondisi di atas, Ali Charisma, Pendiri dan ketua Indonesia Fashion Chamber atau IFC, mengatakan viralnya tas tersebut lebih baik tidak perlu direspons lebih lanjut. Sebab menurutnya, hal ini hanya akan menaikkan pamor dari Arnold terlepas benar atau tidaknya klaim tulang manusia tersebut.

"Kalau itu benar, sudah pasti melanggar hukum. Jadi menurut saya tidak perlu dibahas juga kalau itu benar tulang manusia, karena komentar kita baik buruk maupun bagus hanya akan menaikkan pamornya dia," kata Ali saat dihubungi Antara pada Selasa, 14 April 2020 .

"Tapi saya kurang setuju juga kalau itu benar, itu kemanusiaannya enggak ada, itu keji," tambahnya.

Secara estetika, karya Arnold dinilai Ali cukup original. Hanya saja, apakah tas tersebut merupakan asli buatannya atau tidak belum bisa dibuktikan, apalagi tempat asalnya tidak diketahui.

"Lumayan original kayak Rick Owen lah, tapi kalau Rick Owen based-nya jelas kalau ini kayak suatu kebetulan. Saya tidak yakin apa benar-benar dia yang buat atau bagaimana. Karena kalau aku lihat belum ketahuan based-nya dari mana ini anak," tutur Ali.

"Kalau ngomongin jeleknya, ya bisa aja dia beli dari mana terus diunggah, bisa jadi itu tulang kambing atau apa, tapi dia bilang seperti itu," lanjutnya.

Sementara itu, Ali juga belum pernah mendengar nama Arnold Putra sebagai seorang perancang busana di Indonesia.

"Aku selidiki background-nya di Instagram pribadi dia traveler, kalau yang Instagram official-nya itu baru banget, dia juga unggah baru beberapa produk dan produknya juga enggak nyambung atau enggak satu konsep atau kurang matang," ujar Ali.

Ali menambahkan, "Kalau yang ini memang unik sih bentukannya tapi kalau dibilang tulang manusia, saya hilang respeknya. Ya, semoga aja saya salah."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."