Kiat Belanja di Supermarket dan Toko Daring saat Wabah Corona

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Seorang perempuan menggunakan masker saat melintasi rak bahan makanan yang kosong ketika akan membeli bahan makanan setelah wabah virus corona atau Covid-19 meluas di sebuah supermarket di Kuala Lumpur, Malaysia 16 Maret 2020. Lockdown di Malayasia akan berlangsung selama 2 pekan, hingga 31 Maret. REUTERS/Lim Huey Teng

Seorang perempuan menggunakan masker saat melintasi rak bahan makanan yang kosong ketika akan membeli bahan makanan setelah wabah virus corona atau Covid-19 meluas di sebuah supermarket di Kuala Lumpur, Malaysia 16 Maret 2020. Lockdown di Malayasia akan berlangsung selama 2 pekan, hingga 31 Maret. REUTERS/Lim Huey Teng

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di tengah meluasnya wabah virus corona baru atau COVID-19, kita selalu diingatkan menjaga kebersihan, asupan bergizi, dan social distancing atau jaga jarak minimal 1,5 meter saat berada di ruang publik. Lalu, bagaimana saat kita pergi belanja ke minimarket atau supermarket? Jangan khawatir, selain social distancing, lakukan sejumlah tips berikut.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC menyebutkan COVID-19 tidak ditularkan melalui makanan. Jadi, pertahankan kebiasaan Anda selama ini yang selalu mencuci produk segar dan cuci tangan. Makanan yang disiapkan dan diolah dengan benar menekan risiko virus maupun bakteri.

Namun, cara penyebaran COVID-19 yang akan memengaruhi cara Anda berbelanja dan menangani bahan makanan. Contohnya, perhatikan pegangan pintu hingga gerobak belanja, rak hingga pengemasan makanan yang dapat terkontaminasi oleh virus dan menyebabkan penularan COVID-19 ke orang yang tidak terinfeksi.

Menurut informasi terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO virus corona ini disebarkan melalui droplets atau percikan dari batuk dan bersin orang yang terpapar COVID-19. WHO memperkirakan bahwa virus dalam droplets pernapasan yang terinfeksi dapat bertahan di suatu tempat antara beberapa jam hingga beberapa hari.

Praktisi kesehatan keluarga di One Medical, Navya Mysore, MD, mengatakan pasti ada risiko berbelanja di toko, khususnya jika tokonya ramai karena situasi wabah ini. Oleh karena itu, ia membagikan tips untuk memastikan perjalanan Anda ke swalayan untuk menekan risiko tertular. 

Cuci tangan Anda sebelum dan sesudah pergi ke toko. Berbelanja pada waktu yang agak sepi. Mysore mengatakan menghindari waktu belanja yang ramai adalah yang terbaik jika memungkinkan. Jika toko Anda biasanya memiliki saluran di luar pintu, Mysore merekomendasikan mencoba toko yang Anda tahu tidak terlalu sibuk.

Cuci wadah yang tidak keropos. "Menyeka produk yang dikemas dapat membantu," kata Dr. Mysore seperti dikutip dari laman Bustle. "Kita harus selalu mencuci hasil bumi dari toko kelontong, tetapi jika kau tidak melakukannya, aku akan terbiasa mencuci buah dan sayuranmu," ujarnya. Sekali lagi, cuci tangan Anda sebelum makan.

"Harap diingat bahwa kita semua membutuhkan hal-hal yang penting," tutur Dr. Mysore. Tetaplah membeli beberapa barang yang lebih tahan lama atau tahan lama dari biasanya (misalnya beberapa kaleng kacang, beberapa pasta, satu tas tambahan sayuran beku).

Ia juga mengingatkan untuk tidak belanja secara berlebihan, sebab ada kebutuhan orang lain yang harus kita hargai sesama makhluk di bumi ini.

Menyinggung soal belanja secara online atau daring, Mysore menyebut pengiriman ke rumah juga berisiko. Pengiriman daring kemungkinan akan terpapar pada lebih banyak orang ketika mereka melewati pusat distribusi, pengepakan, dan kantor pos atau jasa pengantar.

Oleh karena itu, ia menyarankan minta sang kurir meninggalkan di titik yang Anda telah sepakati untuk mengurangi pertemuan, lalu bersihkan dengan tisu antiseptik permukaan barang kiriman dan segera cuci bila itu bahan-bahan makanan yang mentah. Usai itu, cuci tangan Anda dengan sabun dan air bersih mengalir.

YUNIA PRATIWI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."