3 Tips Berdamai dengan Mantan seperti Maia Estianty - Ahmad Dhani

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ahmad Dhani reuni dengan mantan istrinya, Maia Estianty di panggung Indonesian Idol pada Senin, 24 Februari 2020. Instagram

Ahmad Dhani reuni dengan mantan istrinya, Maia Estianty di panggung Indonesian Idol pada Senin, 24 Februari 2020. Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perjumpaan kembali Maia Estianty dengan mantan suaminya, Ahmad Dhani di malam Grand Final Indonesian Idol 2020, di Jakarta, Senin, 24 Februari 2020 menuai banyak rasa bagi yang menyaksikan di studio dan televisi. Ini merupakan pertama usai Dhani bebas dari penjara karena kasus ujaran kebencian. Di kesempatan itu, mereka saling menyapa dan berfoto dengan putra mereka, Al Ghazali dan Dul. Mereka pun tak canggung berbincang di meja juri Indonesian Idol.

Menurut Psikolog Anisa Cahya Ningrum tidak ada patokan yang standar, berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk lepas dari drama-drama masa lalu dengan mantan pasangannya. Anisa memaparkan ada tiga hal yang mempengaruhi sikap seseorang saat bertemu mantan pasangan. 

"Pertama, terkait dengan intensitas problem yang dulu mereka hadapi. Problematika yang semakin sulit dan dalam, berpotensi semakin lama juga mengatasinya. Perasaan terluka bisa membuat seseorang terkungkung dalam pikiran dan emosi negatif yang tidak mudah dilepaskan. Problem yang kompleks kadang membutuhkan penanganan yang terintegrasi dengan berbagai pihak. Misalnya jika harus berkaitan dengan hukum, penanganan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT, harta gono gini, dan lainnya," ucap Anisa, saat dihubungi dihubungi Tempo.co, Selasa 25 Februari 2020,

Selain itu, ada faktor kepribadian dan support system masing-masing. "Ketiga adalah terkait dengan dukungan dari support system yang mereka miliki. Pasangan yang bermasalah, belum tentu bisa mengatasi masalahnya sendirian. Mereka membutuhkan orang-orang di sekitar untuk memberi dukungan fisik maupun psikologis," kata Anisa.

Oleh sebab itu, ia memaparkan beberapa langkah yang bisa dilakukan agar bisa berdamai dengan mantan suami atau istri atas kejadian di masa lalu.

1.Berkaca pada diri sendiri

Sadari bahwa diri sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian juga mantan pasangan. Jika kita menyadari pernah melakukan kesalahan dan ingin dimaafkan, maka langkah ini pula yang perlu kita lakukan untuk mantan pasangan.

2. Bersyukur

Mensyukuri bahwa kejadian ini telah berlalu. Artinya, bahwa kemarin kita sudah mampu melewati fase-fase sulit, maka kita perlu mensyukurinya.

3. Fokus pada hal yang lebih penting

Segera mengalihkan pikiran dengan berkonsentrasi pada perkembangan anak dan aktivitas positif. Jangan biarkan pikiran kita terbelenggu pada masa lalu, namun segera membuat agenda untuk melakukan aktivitas bersama anak dan pekerjaan yang bermanfaat.

Sementara itu, jika mantan sudah menikah lagi dengan orang lain tidak bisa menjadi satu-satunya indikator bahwa mereka sudah saling mengikhlaskan. Bisa saja seseorang sudah bisa mengikhlaskan perpisahan dengan pasangan, walaupun ia belum menikah lagi, atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah lagi.

"Ada juga orang yang sudah menikah lagi, namun pikiran dan perasaannya masih diliputi dengan dendam dan sakit hati terhadap mantan pasangannya. Keikhlasan bisa dilihat dari kemampuan seseorang yang bisa berinteraksi kembali dengan mantan pasangannya, tanpa merasa terganggu atau tertekan," tambah Anisa.

Namun perlu diingat juga, bahwa tampilan seseorang di ranah publik tidak selalu sama dengan kondisi keseharian seseorang. Apalagi bagi seorang figur publik yang secara sadar menjadi sorotan di masyarakat.

"Mereka kadang memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengendalikan diri dan perasaannya di mata publik. Pribadi-pribadi yang matang, semakin tahu bagaimana cara bersikap dan berperilaku di depan umum, sehingga tidak perlu saling menyakiti dan menyalahkan," tukasnya.

EKA WAHYU PRAMITA 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."