Desainer Ralph Lauren Minta Maaf Karena Pakai Simbol Ini di Celana Chino Rancangannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Butik Ralph Lauren di 888 Madison Avenue, New York, Amerika Serikat. Instagram/@ralphlauren.

Butik Ralph Lauren di 888 Madison Avenue, New York, Amerika Serikat. Instagram/@ralphlauren.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Proses kreatif dalam merancang busana sah-sah saja terinspirasi dari budaya dan tradisi lokal di suatu wilayah. Akan tetapi, para perancang tidak bisa asal ambil atau salah menafsirkan simbol yang sarat makna tersebut. Baru-baru ini, desainer Ralph Lauren meminta maaf karena memakai simbol persaudaraan kulit hitam pada celana panjang yang dijual seharga lebih dari US$ 300 dolar atau sekitar Rp 4 juta.

Peristiwa ini menjadikan Ralph Lauren masuk dalam deretan label mode besar yang melakukan kesalahan besar terkait rasisme dalam beberapa tahun terakhir, seperti dikutip dari Forbes pada Kamis, 16 Januari 2020.

Celana jenis chino yang dipermasalahkan menampilkan simbol-simbol Yunani Phi Beta Sigma, simbol dari sebuah persaudaraan yang didirikan pada 1914 di Howard University, sebuah perguruan tinggi kulit hitam yang bersejarah di Washington, D.C.

Setelah keluhan berdatangan, termasuk petisi di laman Change.org, perusahaan kemudian berhenti menjual celana chino dengan simbol tersebut.

Desainer Ralph Lauren beserta istri Ricky Anne Loew-Beer. Instagram/@ralphlauren

"Kami sangat terkejut bahwa seorang Ralph Lauren, tanpa persetujuan, menggunakan simbol klien kami pada pakaian yang ia pasarkan," kata kuasa hukum untuk Phi Beta Sigma kepada Forbes dalam sebuah pernyataan.

"Kami sekarang masih menyelidiki hal ini dan kami berharap bahwa Ralph Lauren akan bekerja sama atas tindakan pelanggaran mereka."

Pada kesempatan yang berbeda, Ralph Lauren mengatakan kepada NBC News bahwa menggunakan simbol persaudaraan itu di celana koleksinya adalah kesalahan, dan ia meminta maaf.

Lauren kemudian menyatakan bahwa perusahaan rumah mode itu telah mengambil langkah untuk memastikan insiden serupa tidak terjadi lagi di masa depan.

"Sebagai merek Amerika yang berdiri lebih dari 50 tahun, Ralph Lauren terinspirasi oleh banyak seni budaya Amerika. Sebagai bagian dari ini, kami dengan tegas berkomitmen untuk menghormati dan menggunakan semua ikon budaya dan lambang budaya," kata juru bicara Ralph Lauren kepada Forbes.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."