Wanita Kulit Gelap Warnai Rambut Lebih Berisiko Kanker Payudara?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi mengecat rambut. Shutterstock

Ilustrasi mengecat rambut. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kebanyakan wanita mewarnai rambut tidak hanya untuk menutupi uban, namun juga demi mempercantik penampilan hingga mengobati rasa bosan dengan tampilan rambut monoton. Kendati demikian, ada bahaya yang mengintai di balik proses pewarnaan rambut.

Sebuah studi menemukan adanya keterkaitan antara proses pewarnaan rambut dan pelurusan rambut secara kimiawi, dengan meningkatnya risiko kanker payudara, seperti dilansir dari laman Refinery.

Penelitian yang diterbitkan di International Journal of Cancer, menyebutkan bahwa sebagian besar wanita berkulit gelap yang melakukan jenis perawatan rambut tersebut, lebih berisiko terkena kanker payudara.

Studi yang diikuti oleh 46.700 wanita berusia 35 hingga 74 tahun di Amerika Serikat ini, menjawab polemik pengaruh gaya hidup (seperti produk dan jenis perawatan rambut yang dilakukan) terhadap risiko kanker payudara.

Para peneliti menemukan bahwa wanita yang rutin mewarnai rambut secara kimiawi, lebih berisiko terkena kanker payudara hingga sembilan persen. Dari sembilan persen tersebut, sebagian besarnya adalah wanita berkulit gelap.

Sementara wanita yang rutin meluruskan rambut secara kimiawi berisiko terpapar kanker payudara hingga 18 persen, dan lagi-lagi sebagian besar yang terpapar adalah wanita berkulit gelap.

Kendati demikian, para ahli menyebutkan masih diperlukan studi lebih lanjut dan konfirmasi ulang mengenai hubungan jenis perawatan rambut dengan meningkatkan risiko kanker payudara.

"Hal ini adalah sesuatu yang masih harus dikaji kembali," ungkap dokter bedah yang khusus menangani pasien kanker payudara dari Surgical Group of Los Angeles at Cedar-Sinai, Elizabeth Arena.

Penelitian tersebut dikatakan Arena hanya membahas korelasi yang meningkatkan risiko kanker payudara, bukan pemicunya, karena banyak faktor lain yang dapat menjadi pemicu.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."