Tips Tidur Nyenyak di Penerbangan Jarak Jauh ala Travel Blogger

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita tertidur di pesawat. shutterstock.com

Ilustrasi wanita tertidur di pesawat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah nanti malam Anda akan menempuh penerbangan jarak jauh untuk liburan? Bila iya, ada baiknya intip tips agar Anda nyaman tidur di perjalanan panjang tersebut. 

Laman Huffington Post meminta beberapa penulis blog perjalanan (travel blogger) untuk berbagi kiat agar dapat beristirahat, bahkan tidur dengan lebih nyaman ketika dalam penerbangan jarak jauh. Cara pertama adalah mengurangi konsumsi gula dan minuman beralkohol. Beberapa orang berpikir bahwa alkohol dapat membuat tidur menjadi lebih pulas di pesawat, namun kenyataannya hal itu hanya bertahan sekitar tiga hingga empat jam saja.

Alkohol hanya akan membuat Anda terbangun dari tidur dengan sakit kepala, rasa haus, dan selanjutnya akan kesulitan untuk kembali tidur. Sementara gula dapat menyebabkan perut kembung, sehingga Anda tidak akan merasa nyaman sepanjang perjalanan.

Tidak hanya pakaian yang nyaman, sepatu yang Anda kenakan juga perlu diperhatikan. Travel blogger Kay Dougherty mengatakan sepatu jenis slip on yang longgar akan membuat perjalanan jarak jauh lebih nyaman.

Sepatu yang longgar akan memberikan ruang tambahan untuk kaki yang membengkak akibat terlalu lama duduk di dalam pesawat.

Metode tidur seperti yang dilakukan para tentara juga dapat membantu penerbangan jarak jauh Anda menjadi lebih nyaman. Pertama, Anda perlu mengendurkan semua otot wajah termasuk lidah, rahang, dan otot-otot di sekitar mata. Kemudian jatuhkan bahu Anda dan biarkan anggota tubuh lainnya rileks seolah-olah mereka mati rasa.

Cobalah untuk mengatur dan mengendalikan napas dan lambat laun Anda akan tertidur, demikian mengutip laman Huffington Post.

ANTARA 

 
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."