Kiat Mawar De Jongh Hadapi Body Shaming, Tak Ambil Pusing

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Aktris Mawar Eva de Jongh memberikan keterangan dalam peluncuran original soundtrack dan edisi cover poster film Serendipity di Jakarta, 27 Maret 2018. Film Serendipity diadaptasi dari novel berjudul sama karya Erisca Febriani bercerita tentang anak muda SMA yang mengalami jatuh cinta hingga perundungan. TEMPO/Nurdiansah

Aktris Mawar Eva de Jongh memberikan keterangan dalam peluncuran original soundtrack dan edisi cover poster film Serendipity di Jakarta, 27 Maret 2018. Film Serendipity diadaptasi dari novel berjudul sama karya Erisca Febriani bercerita tentang anak muda SMA yang mengalami jatuh cinta hingga perundungan. TEMPO/Nurdiansah

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaBody shaming atau tindakan mengomentari bentuk fisik seseorang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk aktris seperti Mawar de Jongh. Mawar mengaku pernah mengalami hal itu melalui akun Instagram ia, tapi tidak dilakukan pada kolom komentar. Si perundung mengiriminya pesan langsung.

"Sebenarnya, pasti ada. Tapi, enggak di komentar Instagram. Lebih ke direct message. Kayak, 'Ih, kakak kok gendutan sih'," kata Mawar de Jongh saat ditemui di Kantor Trinity Optima, Jakarta, beberapa waktu lalu

Menanggapi perlakuan tersebut, Mawar mengaku tidak mau ambil pusing dengan komentar-komentar negatif warganet di dalam jaringan (online) itu. "Kalau ada sisi baik, diambil. Kalau sudah berlebihan, enggak usah dibales," ujar bintang film "Bumi Manusia" ini.

Namun, gadis kelahiran 18 tahun silam itu tidak menampik bahwa melakoni pekerjaan dalam industri hiburan kerap menuntutnya tampil sempurna, sehingga rentan mengalami body shaming.

"Aku lebih peduli orang di sekitar aku yang sayang sama aku. Kayak teman aku bilang 'Lu naikkan satu kilo, jadi kelihatan gemukan di kamera'. Cara ngomongnya lebih santai karena mau enggak mau di dunia entertainment itu dituntut badan kita lebih ideal," ungkap ia.

Mawar de Jongh menambahkan, kadang-kadang ia juga dapat komentar nyinyir dengan caranya berpakaian. "Itu bisa dijadiin pelajaran selama memang ada sisi baik yang bisa diambil. Tapi kalau udah negatif, enggak usah dimasukin ke hati sih."

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."