Lipatan Bawah Mata Bisa Dicurigai Tanda Dermatitis Atopik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com

Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kemunculan kantong mata banyak pemicunya. Antara lain kebiasaan mengucek mata hingga penggunakan lensa kontak yang terlalu lama. Akan tetapi, lipatan seputar mata terkadang bukan semata kantong mata dan bisa saja meninggalkan bekas, menurut spesialis kulit dan kelamin dr. Ronny Handoko, SpKK.

"Lipatan seputar mata disalahartikan kantong mata. Itu bisa otot matanya besar, sehingga tampak seperti kantong," ujarnya.

Lipatan ini bisa menjadi pertanda Dermatitis Atopik (DA), penyakit yang umumnya terjadi saat bayi hingga seseorang memasuki masa lansia. Untuk membedakan lipatan itu otot atau kantong mata, Anda bisa coba melihat ke atas dan ke bawah. Bila lipatan itu ikut berpindah seiring pandangan, berarti otot mata. Jika hal sebaliknya terjadi maka itu kantong mata.

DA atau asma kulit bersifat kronis dan tak menular. Gejala utama penyakit ini antara lain kulit gatal, kulit kering hingga pecah-pecah, ruam kemerahan, dan kulit bisa menebal. Masalah yang biasa ditimbulkan biasanya menyangkut estetis.

Biasanya ada lokasi tertentu penyakit ini. Pada anak biasanya pada wajah, sikut, kulit kepala. Pada dewasa umumnya terletak di lipatan siku, lipatan lutut, leher, seputar mata dan bibir. Pada lansia, terkadang muncul gejala tambahan seperti lingkaran gelap di sekitar mata, bintik kasar di lengan dan paha, warna hitam pada lengan dan garis telapak tangan dan kaki yang berlebih.

Ada beragam faktor yang bisa mencetuskan DA, seperti cuaca terlalu panas atau dingin, perubahan cuaca, debu, daya tahan tubuh turun, stres, gigitan serangga dan riwayat keluarga pernah menderita DA. Penderita DA bisa kembali pada kondisi normal, jika penyakitnya itu mendapatkan penanganan tepat dari ahli kesehatan.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."