Pulang Kerja Mau Beli Kambing Kurban? Berikut Tipsnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Penjual hewan kurban di Pasar Kambing, Jalan Sabeni Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengatakan ada kenaikan pendapatan dibandingkan dengan tahun lalu. TEMPO/Edo Jovano

Penjual hewan kurban di Pasar Kambing, Jalan Sabeni Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengatakan ada kenaikan pendapatan dibandingkan dengan tahun lalu. TEMPO/Edo Jovano

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menyambut Idul Adha pada 11 Agustus 2019, penjualan kambing kurban pun sudah menggeliat. Pedagang kambing di Jalan Rawa Simprug Jakarta Selatan, Badrun, mengatakan kambing etawa merupakan jenis yang paling mahal namun tetap diburu untuk hewan kurban menjelang Idul Adha.

"Kalau yang paling mahal kambing etawa, berat 70 kilogram bisa dijual dengan harga Rp 5.000.000 sampai Rp 6.000.000 per ekor,” ujar Badrun saat ditemui 6 Agustus 2019.

Menurutnya, kambing etawa memiliki ciri kepala berwarna hitam dengan bulu berwarna putih dan memiliki proporsi daging yang lebih banyak dibanding jenis lain. Dalam sehari ia bisa menjual delapan ekor kambing etawa.

Selain kambing etawa, Badrun juga menjual jenis kambing lain, seperti kambing Mandras dan Jawarandu. Badrun mengaku setiap tahun menjelang Idul Adha selalu mengambil 300 sampai 500 ekor kambing dari peternak di Purbalingga, Jawa Tengah.

Kambing-kambing itu beratnya bervariasi, dari 20 kilogram sampai 90 kilogram, dengan harga kisaran Rp 1.800.000 sampai Rp 6.000.000 per ekor. Penjualan kambing-kambing itu ia sebar di empat lapak, di antaranya ada di Jalan Rawa Simprug, Jalan Kebayoran Lama, Jalan Padang, dan di Cidodol, Jakarta Selatan.

“Kami sudah berjualan tujuh tahun, dan setiap tahun selalu mendapat sertifikat kesehatan dari dinas peternakan Jakarta Selatan,” ujar Badrun.

Sementara Alwi, pedagang kambing di jalan Kebayoran Lama, mengaku rela tidur di pinggir jalan untuk menjaga kambing-kambing yang ia jual selama 24 jam. “Setiap hari tidur di sini, enggak ada istirahatnya,” ujar Alwi.

Alwi mengatakan ia akan terus berdagang di Jakarta hingga malam Idul Adha. “Biasanya tiga hari menjelang Lebaran baru ramai,” ujar Alwi.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."