Hal yang harus Diperhatikan saat Memilih Baju Lebaran

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi busana muslim. antara.com

Ilustrasi busana muslim. antara.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Lebaran tak lepas dari tradisi saling berkunjung ke rumah sanak saudara. Penampilan menjadi hal yang amat penting, terlebih buat perempuan, sehingga pemilihan baju Lebaran yang tepat menjadi kunci.

Tak hanya terlihat cantik, kenyamanan juga penting untuk diperhatikan dalam berbusana. Dalam hal ini, pemilihan material menjadi kunci.

"Orang biasanya khawatir memakai busana muslim karena takut kepanasan. Oleh karena itu, pemilihan bahan harus tepat. Bisa dipakai bahan katun, sifon sutra, atau brokat," sebut Sari Batubara, pemikik lini busana Testimo.

Baca juga:
Tren Busana Lebaran 2019 Menurut Konsultan Fashion
Pilih Baju Lebaran, Ini Tips Desainer Langganan Keluarga Jokowi

Menurut Sari, tren baju Lebaran 2019 tak mengalami pergeseran terlalu jauh dibanding tahun sebelumnya. Untuk busana wanita, Sari sendiri masih bermain dengan koleksi abaya, gamis, dan kaftan.

"Yang beda tahun ini lebih blink-blink saja, lebih banyak main payet, jadi lebih meriah," terangnya.

Dok. tabloidbintang.com
Dok. tabloidbintang.com

Untuk kenyamanan, Sari memilih bahan-bahan premium. Sebagian di antaranya diimpor langsung dari luar negeri.

"Biasanya orang pakai hijab atau baju muslim takut kepanasan. Saya ciptakan desain dengan bahan yang adem dan bisa menyerap keringat dan nyaman dipakai siang atau malam," katanya.

Lebih lanjut soal warna, di 2019 Sari mengaplikasikan warna-warna cerah. Ini juga disesuaikan dengan pelanggannya yang sebagian besar berasal sari Medan, Sumatera Utara.

"Saya pakai warna pastel dan yang cerah-cerah. Pasar saya orang-orang Medan, yang lebih menyukai warna-warna menyala," ungkap Sari, yang membanderol koleksinya mulai Rp 500 ribu hingga lebih dari Rp 2 juta.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."