Alasan Pori-pori Kulit Hidung Selalu Kotor dan Tersumbat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi blackheads/komedo hitam. Healthcuretips.com

Ilustrasi blackheads/komedo hitam. Healthcuretips.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagian hidung termasuk yang paling banyak terdapat komedo whitehead maupun blackhead. Kadang sudah banyak menghabiskan pore strip, sering melakukan esktrasi sendiri, atau facial dengan harga yang cukup mahal tapi tetap saja pori-pori kulit hidung tetap tersumbat.

Baca juga: 5 Kiat Mencegah Pori-pori Kulit Tersumbat Minyak dan Kotoran

Meski terlihat kecil kadang pori-pori yang tersumbat di bagian hidung dan T-zone ini dapat menggangu penampilan. Mungkin selama ini kamu akan menyalahkan pembersih yang dipakai, tapi ternyata bukan itu penyebabnya. "Pori-pori yang tersumbat akibat kerusakan pada struktur pori termasuk serat kontraktil yang mendorong minyak ke permukaan dan kelenjar menjadi hiperaktif," ujar dermatologist Carl Thornfeldt seperti dilansir dari Instyle.

Respon ini ketahui karena peradangan, bukan hanya hormon yang meningkat. Untuk mengurangi fungsi kelenjar tersebut dibutuhkan terapi topikal dan oral. Produk topikal yang dapat digunakan adalah yang mengandung bahan spesifik yang dapat mengecilkan kelenjar dan mengurangi peradangan.

Thornfeldt mengatakan misalnya asam salisilat, sulfacetamide, sulfur, retinaldehyde, retinol, dan niacin amid. Dia juga menyebutkan produk herbal dengan kadar vitamin A tinggi dan bahan antiinflamasi seperti rosemary, spearmint, curcumin, dan castor. "Suplemen oral termasuk spearmint, teh kunyit dan jahe, niacinamide (vitamin B3), vitamin B6 sebelum masa menstruasi dan melewatinya, dan zinc picolinate,” tambah Thornfeldt.

Lebih lanjut Thornfeldt mengatakan ada hal penting yang perlu diingat untuk mendapatkan pori-pori kulit yang bersih. Produk topikal yang digunakan sebaiknya yang bersahabat dengan minyak sehingga dapat sampai ke bagian dasar. "Asam salisilat, asam nabati atau retinol sangat efektif, sedangkan kulit glycolic dan AHA tidak begitu efektif karena mudah larut dalam air," ujarnya.

Jika semua perawatan topikal masih gagal, buatlah perjanjian dengan dokter kulit dan pertimbangkan perawatan. "Cahaya LED merah dan inframerah dapat bekerja membersihkan lesi seperti terapi photodynamic (PDT). Selain itu, Terapi Intense Pulse Light yang langsung ke jaringan juga sangat membantu,” ujar Thornfeldt. Seperti diketahui sebelumnya bahwa ekstraksi saja tanpa mengikuti terapi topikal dan oral, pori-pori akan tersumbat lagi dalam waktu 13 hari.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."