Scrub Bukan Cuma di Wajah dan Tubuh, Kulit Kepala Juga Perlu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi masker rambut atau hair mask. Garnier.com

Ilustrasi masker rambut atau hair mask. Garnier.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Metode perawatan kecantikan scrub dilakukan untuk mengangkat sel-sel kulit mati agar kulit tidak kusam, kering, dan kotor. Selama ini, scrub biasanya dilakukan pada wajah dan tubuh. Namun sejatinya kulit kepala juga membutuhkan scrubbing.

“Rambut sehat itu dimulai dari kulit kepala,” ujar Candra Suyatno, Technical Management Matrix Indonesia di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Kamis 13 September 2018. Musababnya, dia menjelaskan, jika sel kulit mati berkumpul di kulit kepala, maka rambut tidak akan bisa tumbuh dengan baik.

Selain itu, Candra Suyanto menambahkan, sel-sel kulit mati harus dibersihkan agar kulit kepala tidak terasa gatal, rambut tak mudah rontok, dan tidak memicu ketombe. “Kulit mati pada wajah dan tubuh akan membuat kulit jadi kasar dan kusam. Sedangkan kulit mati di kulit kepala akan membuat rambut terjepit. Kalau semakin keras, kian lama rambut bisa putus,” ucap Candra.

Ilustrasi scrubs wajah. femaledaily.com

Lantas bagaimana cara melakukan scrub kulit kepala? Candra Suyanto mengatakan yang paling sederhana adalah dengan menggunakan sampo. “Perhatikan jenis samponya. Kalau pakai sampo biasa hanya membersihkan area luar saja. Seperti saat menggunakan sabun mandi akan kelihatan bersih, namun saat menggunakan scrub maka banyak kulit mati yang terkelupas,” kata dia.

Salah satu produk scrub untuk kulit kepala dari Matrix, menurut Candra, memiliki tekstur yang hampir sama seperti scrub buat wajah dan tubuh. Scrub yang terbuat dari buah aprikot ini memiliki tekstur butiran scrub yang lebih halus dibanding scrub untuk tubuh, agar tidak memicu iritasi.

Baca juga:
Bahaya Scrubbing Wajah dengan Gula, Kulit Tipis

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."