Sebab Perawatan Kulit Anti Penuaan Dimulai Sejak Usia 20 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi facial atau perawatan wajah. shutterstock.com

Ilustrasi facial atau perawatan wajah. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penuaan terjadi pada semua organ tubuh. Namun tanda penuaan terlihat paling jelas pada kulit karena sebagai organ terluar. Meski begitu penuaan berjalan secara perlahan, pasti dan terus menerus. 

Baca juga: Setrika Wajah, 1 dari 3 Perawatan Kecantikan Melawan Penuaan

Bahkan proses penuaan sebenarnya sudah dimulai dari usia awal 20 tahun-an. Tapi sayangnya banyak orang yang menunggu sampai sudah berusia 50an, atau saat sudah melihat keriput di wajah untuk melakukan perawatan kecantikan.

Dokter spesialis kulit dan kelamin Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah, Susie Rendra mengatakan tanda penuaan pada kulit disebut dengan 5K. "Kusam, kering, kendur, kerut, “kempes”, saat sudah terlihat tanda-tanda tersebut, berarti proses penuaan sudah mulai,” ujar dokter Susie, di Jakarta beberapa waktu lalu.  

Ilustrasi perawatan wajah area T. Cosmohispano.com

Tidak hanya itu, semakin tua, bekas hitam atau luka di kulit biasanya akan semakin lama hilangnya. Penuaan juga terjadi secara internal dan eksternal. Internal adalah suatu hal yang alami, sesuai dengan pertambahan usia. Lalu, ada juga hal-hal eksternal yang menjadi penyebab penuaan, yaitu dari pengaruh lingkungan, seperti rokok, pola diet yang buruk, stres, dan pola tidur yang kurang baik.

Hal tersebut yang membuat perawatan kulit harus dimulai dari usia 20an, karena semakin tua akan semakin sulit untuk menghilangkan tanda-tanda penuaan. “Banyak yang terlambat pergi ke dokter kulit atau mulai perawatan kulit. Wanita sebaiknya pergi ke dokter kulit dari usia 25 tahun dan bisa mulai dengan rutin menggunakan krim di awal usia 20an,” kata dokter Susie. 

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."