Bukan Gaya Bercinta yang Tentukan Kelamin Anak tapi Cara Cebok

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi pasangan di atas ranjang. shutterstock.com

Ilustrasi pasangan di atas ranjang. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ternyata, jenis kelamin anak tak ada hubungannya dengan gaya bercinta. Cara kita membersihkan organ intim alias cebok justru dinilai lebih berpengaruh. Demikian kata seksolog Dr. Boyke Dian Nugraha SpOG, MARS.

Isu yang beredar di kalangan perempuan, kalau mau dapat anak laki-laki, gunakan doggy style. Posisi bercinta ini diyakini membuat penis melakukan penetrasi lebih dalam sehingga sperma mendominasi mulut rahim.

Baca: 8 Posisi Bercinta yang Paling Disukai Pria

Namun, Dr. Boyke menyebut itu mitos. Menurut Dr. Boyke, jenis kelamin bayi tidak dipengaruhi gayabercinta melainkan kondisi keasaman vagina, jenis sperma yang membuahi, dan gaya hidup yang diterapkan pasutri. Kondisi asam dan basa pada vagina bisa dikondisikan. 

“Jika ingin anak laki-laki, ceboklah dengan air yang dicampur setengah sendok baking soda supaya tercipta kondisi basa. Jika Anda ingin anak perempuan, ceboklah memakai air bercampur setengah sendok teh asam cuka yang biasa dipakai buat memasak. Berdasarkan penelitian yang saya baca, efektivitasnya mencapai 78 hingga 80 persen,” Boyke membeberkan.

Kalau tidak mau ribet dengan kegiatan cebok, suami mesti bisa membuat istri mencapai orgasme alami.

Baca juga: Usai Bercinta Semalam, Berapa Kalori yang Terbakar ?

“Saat istri orgasme, kondisi vagina menjadi basa. Biasanya bayi yang nanti lahir cowok. Kalau istri tidak orgasme, kondisi vagina asam, maka lahirlah anak perempuan,” imbuh dia.

Rumor lain yang berkembang, doggy style berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi perempuan karena invasi penis yang terlalu dalam. Lagi-lagi Boyke menepis. Menurutnya, doggy style sangat menyenangkan dan justru membuat stamina pria lebih tahan lama. 

“Begini, posisi misionaris membuat pria cepat lelah karena pinggulnya aktif bergerak saat melakukan penetrasi. Dalam doggy style, perempuan turut memegang peran penting dalam proses penetrasi sehingga suami bisa menyimpan cadangan energi untuk melakukan serangan balik. Doggy style membuat hubungan intim lebih lama 5 sampai 7 menit,” ujar bintang film “Drop Out” itu. 

Gaya yang berisiko sebenarnya woman on top. Ketika ereksi suami sudah optimal dan istri terlalu bersemangat menggoyang, penis bisa patah atau minimal memar.

“Benar, bahwa penis tidak bertulang tapi, kan bisa mengeras. Goyangan yang terlalu mengentak membuat penis mengalami fraktur alias patah. Ini terjadi karena adanya luka di trabekula (tonjolan otot) penis,” tutup Boyke. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."