Atur Uangmu, Ada 3 Fase Kehidupan Finansial dari 0 - 55 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi karyawan membuka dompet. Shutterstock

Ilustrasi karyawan membuka dompet. Shutterstock

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap manusia memiliki fase kehidupan mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, sampai manula. Tahapan kehidupan ini seiring dengan fase finansial seseorang.

Konselor keuangan dari MoneynLove Financial Planning Consultant, Andreas Freddy Pieloor mengatakan ada 3 fase finansial yang pasti dilalui setiap orang dalam setiap tahapan kehidupan. Dia membagi 3 fase itu berdasarkan umur, mulai dari 0 - 15 tahun, 25 - 55 tahun, dan 55 tahu ke atas.

Yang pertama, usia 0 - 25 tahun adalah tahap menerima bantuan finansial dari orang tua, mulai dari pendidikan, biaya hidup, dan kebutuhan lainnya. Di tahap ini, peran orang tua sangat signifikan dalam kehidupan seseorang.

Kemudian masuk fase kedua di umur 25 - 55 tahun. "Ini adalah fase memberi," kata Andreas Freddy. Memberi di sini dalam arti memberikan rezeki kepada orang tua, istri, anak, dan memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Ilustrasi wanita menghitung uang. shutterstock.com

Selain memberi, tahap ini juga menjadi kunci untuk mempersiapkan diri menghadapi fase selanjutnya, yakni di atas 55 tahun. "Orang dewasa memberi dukungan finansial kepada anak-anaknya sekaligus mempersiapkan dana untuk kehidupan di fase selanjutnya," ujarnya.

Sebab itu, Andreas Freddy mengingatkan agar berinvestasi selagi punya penghasilan. "Konsep tabungan berasal dari pendapatan dikurangi pengeluaran, harus diubah. Angka biaya hidup harusnya diperoleh dari pendapatan dikurangi investasi," ujarnya.

Andreas juga berbagi saran ihwal warisan. Menurut dia, sebaiknya warisan dibagi setelah orang tua meninggal. "Sebab, perlu disadari warisan itu bukan hak anak, tapi bonus dari orang tua," ujarnya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."