Ngefans dengan Akal Sehat, Ikuti Saran Psikolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Para penggemar penyanyi SHINee Jonghyun atau Kim Jong-hyun, menangis saat peti matinya dibawa keluar dari rumah sakit untuk dimakamkan di Seoul, Korea Selatan, 21 Desember 2017. REUTERS/Kim Hong-Ji

Para penggemar penyanyi SHINee Jonghyun atau Kim Jong-hyun, menangis saat peti matinya dibawa keluar dari rumah sakit untuk dimakamkan di Seoul, Korea Selatan, 21 Desember 2017. REUTERS/Kim Hong-Ji

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian mendadak idola Kpop Jonghyun SHINee dengan cara bunuh diri membuat banyak orang yang ngefans berduka. Namun keputusan dari beberapa fans yang ikut bunuh diri bikin sedih sekaligus prihatin. Haruskah mengidolakan seseorang berarti juga meniru perbuatannya yang jelas tidak benar?

Baca juga:
Fans Angelina Jolie Operasi Plastik 50 Kali, Malah Mirip Zombie

Psikolog klinis dewasa dari TigaGenerasi, Anna Margaretha Dauhan kepada Aura mengatakan, tidak ada yang salah dengan mengidolakan seseorang, termasuk artis atau figur publik. Hanya saja, harus diimbangi dengan lingkaran pertemanan yang positif dan role model yang nyata.

"Kalau artis atau penyanyi, yang kelihatan sebenarnya hanya perilaku positif atau citra yang ditampilkan," kata Anna Margaretha Dauhan. Dari situ fans kemudian memproyeksikan seluruh kualitas positif ke sang idola, padahal dia juga manusia biasa yang punya plus minus dan masalah dalam hidupnya.

Penggemar Jonghyun, anggota boy band Korea Selatan SHINee, mengantre untuk memberikan penghormatan terakhir saat upacara pemakaman di Seoul, Korea Selatan, 19 Desember 2017. Sebelum tewas Jonghyun diduga menyalakan briket batu bara yang menghasilkan karbon monoksida. REUTERS

Sebab itu, Anna Margaretha menambahkan, sangat penting untuk punya idola yang lebih nyata dan jelas kualitasnya. "Lalu pahami juga bahwa tidak ada sesuatu yang hanya positif saja atau tidak ada negatifnya," ucap Anna Margaretha.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."