4 Dampak Psikologis Jika Suami Menolak Bercinta

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi pasangan gagal bercinta. Shutterstock

Ilustrasi pasangan gagal bercinta. Shutterstock

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Inisiatif dalam hal hubungan intim bukan hanya dari suami. Sebaliknya, menolak bercinta juga tidak lagi menjadi prerogatif istri. Ada banyak alasan bagi pria menolak sesuatu yang konon merupakan kebutuhan utama mereka. Entah karena terlalu letih bekerja, stres, atau malas.

Baca juga:
7 Makanan Penghilang Gairah Bercinta
Menakar Kalori yang Terbakar Setelah Bercinta

Jika suami menganggap istri yang mengalami penolakan hubungan intim akan baik - baik saja, maka ini kesalahan besar. Faktanya, perempuan sama halnya seperti pria yang akan mengalami perasaan negatif saat keinginan bercinta ditolak.

"Serupa tapi tak sama, antara perempuan dan laki - laki," kata Anggia Chrisanti, konselor dan terapis dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria. "Penolakan suami kepada istri saat ingin berhubungan intim memiliki dampak yang tidak dapat dianggap remeh."

Ilustrasi pasangan gagal bercinta. shutterstock.com

1. Istri merasa rendah diri
Jika penolakan bercinta terjadi berulang kali, istri akan bertanya kepada diri sendiri, "apa yang salah dengan diri saya?" Itu pasti yang pertama tebersit dalam diri perempuan, ketimbang berpikir apa yang salah dengan pasangannya.

Lantaran secara umum laki - laki lebih berminat kepada fisik, maka perasaan rendah diri yang dirasakan perempuan akan fokus kepada kekurangan fisiknya. Apakah sudah tidak cantik lagi? Tidak menarik di mata suami? atau apakah aroma tubuh istri tak disukai suami? dan lainnya.

Pada perempuan yang telah menikah dan telah hamil serta melahirkan, secara signifikan biasanya bentuk tubuhnya berubah. Kondisi ini menjadi alasan utama kegalauan saat suami menolak bercinta.

2. Istri depresi
Suami yang berulang kali menolak bercinta pasti membuat istrinya stres. Dan jika terus berlanjut, akan menimbulkan depresi. Perasaan depresi khususnya, perempuan akan merasakan terkait fisiknya yang seakan dianggap tidak layak pakai, bahkan bagi suaminya sendiri.

Belum lagi kesadaran atau ketidaksadaran perempuan terhadap besarnya hasrat laki - laki terhadap seks, bukan tidak mungkin menimbulkan kecurigaan. Bahwa jika bukan dari dirinya, dari mana suami mendapatkan pemenuhan kebutuhannya itu?

Ilustrasi pemaksaan hubungan intim pada pria

3. Keluhan fisik
Sama halnya dengan laki - laki, perempuan jelas punya hasrat dan kebutuhan untuk berhubungan intim. Jika kebutuhan itu tidak tersalurkan, maka menimbulkan perasaan tidak nyaman atau uring - uringan sampai gangguan kesehatan. Mulai sakit kepala hingga pernapasan, seperti influenza, batuk, atau asma, yang rentan terjadi akibat kurangnya pemenuhan kebutuhan afeksi.

4. Keluhan perilaku
Ketidaknyamanan, perasaan tertolak, rendah diri, juga akan berakibat pada keluhan perilaku. Istri menjadi lebih sensitif, galau, pelupa, dan luapan emosi yang berlebihan. Misal, mudah menangis atau mudah marah atau mengomel. Jika sudah ada anak, tentu akan berimbas kepada sikap ke anak - anak. Imbas terhadap suami, sudah jelas. Jika perempuan ini bekerja, bahkan akan memengaruhi perilaku pada rekan - rekannya dan berdampak pada performa kerjanya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."