Advertisement
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Mencegah Knalpot Motor Ngebul Berlebih

foto-reporter

Reporter

google-image
Knalpot Motor. (Foto: Honda)

Knalpot Motor. (Foto: Honda)

Advertisement

GOOTO.COM, Jakarta - Motor yang mengeluarkan asap atau ngebul berlebih dari knalpotnya bisa menjadi pertanda adanya masalah pada kendaraan. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut atau bahkan mencegahnya.

Penyebab asap knalpot motor ngebul berlebih bisa disebabkan sejumlah hal seperti kebocoran head gasket, ring piston aus, seal katup bocor, silinder yang sudah aus, karburator kotor, filter udara tersumbat, hingga masalah oli dan bahan bakar.

Berikut cara mencegah asap motor ngebul berlebih, dilansir dari laman Suzuki Indonesia pada hari ini, Sabtu, 10 Mei 2025:

1. Servis Rutin

Lakukan servis berkala sesuai jadwal yang sudah mendapat rekomendasi dari pabrikan. Servis ini termasuk pengecekan sistem pembakaran, penggantian oli, dan pembersihan filter udara.

2. Gunakan Oli dan Bahan Bakar yang Tepat

Pastikan selalu menggunakan oli dan bahan bakar yang sesuai spesifikasi motor. Ganti oli mesin sesuai jadwal, yakni setiap 2.000 sampai 3.000 km atau 2 sampai 3 bulan sekali.

3. Bersihkan Knalpot Secara Berkala

Knalpot yang bersih membantu pembuangan gas buang lebih lancar dan mencegah penumpukan karbon yang bisa menyebabkan asap.

4. Perhatikan Tanda-tanda Awal

Jika muncul gejala motor ngebul, segera lakukan pemeriksaan sederhana sebelum masalah bertambah parah.

5. Gunakan Suku Cadang Asli

Pastikan selalu gunakan komponen suku cadang asli. Bisa dari pabrikan motor atau original equipment manufacturer (OEM). Sebab, suku cadang yang tidak asli bisa menyebabkan masalah pembakaran.

6. Jangan Paksa Motor Bekerja Berat

Hindari memaksa motor bekerja terlalu keras dalam waktu lama, terutama jika kondisi mesin sudah tua atau jarang dirawat.

Pilihan Editor: Absen Lagi di Moto2 Prancis 2025, Mario Aji Pulang ke Indonesia

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement