Dear Girls, Agar Tetap Sehat Jangan Abaikan Masalah Gigi Sensitif - health Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dear Girls, Agar Tetap Sehat Jangan Abaikan Masalah Gigi Sensitif

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi wanita dengan bibir merah alami dan gigi sehat. Freepik.com/jannoon028

Ilustrasi wanita dengan bibir merah alami dan gigi sehat. Freepik.com/jannoon028

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia atau World Oral Health Day diperingati setiap tanggal 20 Maret 2025. Dengan adanya perayaan tersebut akan mengingatkan betapa pentingnya menjaga kesehatan mulut dan gigi, termasuk gigi sensitif. Tahun ini, World Oral Health Day mengusung tema “A Happy Mouth is a Happy Mind. Hal tersebut menegaskan bahwa pentingnya menjaga kesehatan mulut untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. 

Kesadaran masyarakat atas pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut perlu ditingkatkan. Salah satu masalah yang sering diabaikan adalah gigi sensitif. Padahal, kondisi gigi yang sensitif akan berdampak pada kualitas hidup seseorang. Hal ini telah dibuktikan dalam studi penelitian yang dilakukan oleh Dokter Gigi Fatimah Maria Tadjoedin, Ketua Program Studi Spesialis Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Hasil penelitian membuktikan bahwa masyarakat yang mengalami gigi sensitif akan berdampak pada kesulitan saat makan dan minum, harus mengubah kebiasaan pola makan, kurang nyaman saat bersosialisasi, merasa terikat dengan masalah gigi sensitif, dan menurunnya rasa percaya diri. 

Dr. Drg. Fatimah Maria Tadjoedin, Sp. Perio(K) (Ketua Program Studi Spesialis Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia), pada acara Buka Bersama & Media Gathering bersama Sensodyne, di Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (20/03) Foto: CANTIKA/Dini Aghnny

Meskipun demikian, kondisi gigi sensitif ini masih sering diabaikan oleh masyarakat. Prof. Yuniarti Soeroso, Kepala Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa alasan masyarakat abai akan hal ini dikarenakan mereka terbiasa dengan rasa sakit tersebut dan menganggapnya sepele. Selain itu, biaya perawatan ke dokter gigi yang relatif mahal membuat mereka enggan memeriksanya. 

Akibatnya, mereka akan menunda pemeriksaan hingga kondisinya memburuk. “Poinnya saya kira orang indonesia itu suka menahan sakit ya, tahan banting dan biaya juga bisa menjadi kendala,” jelas Prof. Yuni dalam acara Buka Bersama & Media Gathering bersama Sensodyne, di Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 20 Maret 2025.

Menjaga kesehatan mulut dan gigi sangat penting, khususnya pada bulan Ramadan. Prof. Yuni menyarankan untuk tetap menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan sikat gigi minimal dua kali sehari untuk menghindari karies. Jika sudah ada gejala hipersensitivitas, penggunaan pasta gigi dengan formula khusus  sangat disarankan. Dan pastikan untuk tetap menjaga pola makan. 

Prof. Dr. Drg. Yuniarti Soeroso, Sp. Perio (K) (Kepala Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia), Yudith Arianda (Marketing Lead Haleon Indonesia) pada acara Buka Bersama & Media Gathering bersama Sensodyne, di Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (20/03) Foto: CANTIKA/Dini Aghnny

“Sebetulnya tidak hanya Ramadhan, hari-hari biasa juga, yang utama adalah kita harus menjaga kesehatan gigi dan kesehatan mulut secara keseluruhan. Menjaga kesehatan gigi dengan cara menyikat gigi secara rutin, minimal dua kali sehari, itu akan mencegah karies. Dan apabila sehari-hari sudah mengalami hipersensitif, itu pun kami sarankan pada pasien untuk menggunakan pasta gigi yang hipersensitif. Dan juga tidak mengabaikan, keluhan-keluhan hipersensitif itu kalo sudah tidak tertanggulangi dapat ke dokter gigi, berkonsultasi.” jelas Prof. Yuni. 

Pilihan Editor: Gaya Omesh dan Dian Ayu Ajarkan Anak Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut

DINI AGHNNY KHOIRIYAH 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement