Ilustrasi eksfoliasi wajah. Freepik.com/Lookstudio

kecantikan

Mengenal 2 Jenis Eksfoliasi Wajah, dan Seberapa Sering Perlu Melakukannya

Kamis, 8 Juni 2023 17:00 WIB
Reporter : Cantika.com Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Eksfoliasi wajah salah satu rutinitas perawatan kulit yang tak boleh diabaikan. Teknik perawatan kulit ini mengangkat sel-sel mati dari lapisan atas kulit wajah. Dengan menghilangkan lapisan kotoran tersebut dari kulit, eksfoliasi wajah membantu mencerahkan kulit dan memungkinkan produk perawatan kulit atau skincare menembus lebih dalam, sehingga bekerja lebih baik).

Menurut dokter kulit, Avnee Shah, dari New Jersey, Amerika Serikat, eksfoliasi wajah juga dapat membuat kulit lebih lembut dan mengurangi risiko jerawat. Sebab sel-sel kulit mati dapat menumpuk dan menyumbat pori-pori. Eksfoliasi wajah sangat membantu seiring bertambahnya usia dan pergantian sel yang melambat.

Akan tetapi, Dr. Shah mengingatkan untuk tidak melakukan eksfoliasi secara berlebihan karena bisa merusak pelindung penghalang kulit (skin barrier) dan membuat kulit terkelupas.

"Kamu bisa menyadari bahwa kamu melakukan eksfoliasi berlebihan ketika kulitmu menjadi merah, mengelupas, atau terasa kasar," katanya dikutip dari laman Women's Health, Senin, 6 Juni 2023.

Jika tanda itu muncul, berarti kamu perlu melambatkan ritme perawatan kulit kamu. Selain itu, dr. Shah juga memaparkan jenis-jenis eksfoliasi wajah yang perlu kamu ketahui dan waktu terbaik melakukannya.

Jenis-jenis Eksfoliasi Wajah

1. Eksfoliasi Mekanis

Biasanya, metode ini menggunakan alat seperti sikat pembersih yang bergetar atau scrub wajah untuk secara fisik mengangkat sel-sel kulit mati. Menurut Dr. Shah, jika kamu menggunakan scrub, sebaiknya pilih yang memiliki partikel lebih halus agar tidak terlalu kasar.

2. Eksfoliasi Kimiawi

Metode ini menggunakan asam alfa hidroksi (AHA) atau asam beta hidroksi (BHA) seperti asam salisilat dalam pencuci wajah atau bantalan pengelupasan kulit wajah untuk melarutkan ikatan sel-sel kulit mati. Dr. Shah juga menyebutkan bahwa retinoid juga dapat dianggap sebagai eksfoliator, karena mereka membantu meningkatkan pergantian sel.

"Jika seseorang menggunakan retinoid, mereka tidak perlu melakukan eksfoliasi," katanya.

Metode eksfoliasi wajah yang terbaik bagi kamu tergantung pada preferensi dan jenis kulit yang kamu miliki. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, para ahli kulit lebih cenderung merekomendasikan eksfoliasi kimiawi daripada metode mekanis, terutama karena scrub berpotensi menyebabkan robekan kecil pada kulit.

Baca juga: Musim Hujan Tetap Perlu Eksfoliasi Wajah, Cegah Kulit Kering dan Sensitif

<!--more-->

Seberapa Sering Sebaiknya Eksfoliasi Wajah?

Sebagai aturan umum, lebih baik melakukannya dalam jumlah yang sedikit. Tujuannya bukan membuat wajah menjadi merah seperti bit atau terasa terbakar, tetapi untuk membantu proses pengelupasan kulit alami secara lembut sehingga wajah terlihat bercahaya. Lantas, seberapa sering kita harus melakukan eksfoliasi wajah? Jawabannya tergantung pada jenis kulit

Menurut Dr. Shah, orang dengan kulit sensitif tak disarankan melakukan eksfoliasi wajah. Sebab sering mengalami kesulitan dalam mencari produk perawatan wajah yang tidak menyebabkan iritasi, dan kulit mereka cenderung memerah dan terasa gatal.

Namun, jika kamu merasa perlu untuk melakukannya, cukup gunakan pembersih krim dengan persentase asam glikolat yang rendah, digunakan hanya sekali dalam seminggu.

Bagi mereka yang memiliki kulit berminyak, memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam melakukan eksfoliasi wajah. Dr. Shah menyarankan untuk rutin eksfoliasi wajah hingga empat kali dalam seminggu, bisa memilih eksfoliasi kimiawi maupun mekanis. Salah satu opsi yang bisa dicoba adalah menggunakan pembersih berbasis AHA dua hingga tiga kali seminggu dan menggunakan pad pengelupasan wajah sekali dalam seminggu. Sebagai alternatif, juga bisa menggunakan retinoid setiap hari.

Bagi mereka dengan kulit normal hingga kombinasi, Dr. Shah merekomendasikan untuk melakukan eksfoliasi wajah dua kali dalam seminggu menggunakan retinoid atau pembersih dengan kandungan AHA atau BHA.

Hindari Eksfoliasi Wajah di Kondisi Ini

Jika kamu sedang mengalami jerawat, kamu mungkin tergoda untuk melakukan eksfoliasi, tetapi sebaiknya hindari metode mekanis yang kasar. "Saya telah melihat banyak pasien jerawat saya mengalami efek negatif dari pengelupasan kulit yang terlalu agresif," kata Dr. Shah.

Mengapa demikian? Jika kamu memiliki jerawat kistik atau jerawat kronis, kulitmu sudah dalam kondisi peradangan. Jadi, mengiritasi kulit lebih lanjut dengan eksfoliator yang terlalu kasar dapat meninggalkan bekas hitam yang dikenal sebagai hiperpigmentasi pasca-inflamasi. Tanda ini bisa bertahan lebih lama (dan seringkali lebih sering terjadi) pada orang dengan warna kulit cokelat hingga kulit yang lebih gelap.

Dr. Shah menambahkan bahwa eksfoliator kimiawi dapat membantu dalam beberapa kasus, tetapi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit sebelum menggunakannya, agar kamu bisa mengambil pendekatan yang lebih bijaksana terhadap rutinitas pengelupasan kulitmu.

Ada beberapa situasi lain di mana sebaiknya menunda eksfoliasi, yakni ketika kamu memiliki luka atau lecet terbuka di wajah, mengalami infeksi seperti herpes bibir (karena bisa menyebar!), atau jika kulitmu terbakar sinar matahari. Pada saat-saat tersebut, kulit membutuhkan pelembap dan perawatan lembut lebih ketimbang eksfoliasi wajah.

Pilihan Editor: 4 Cara Eksfoliasi Wajah yang Benar, Menurut Dokter Kulit

WIDYA FITRIANINGSIH | WOMEN'S HEALTH

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika