Ilustrasi wanita keluar kerja atau resign. shutterstock.com

karir

Kapan Saat Terbaik untuk Resign? Ini Saran Pakar

Senin, 25 Januari 2021 14:20 WIB
Reporter : Cantika.com Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Berbagai faktor para pekerja memilih resign atau keluar kerja. Ada yang berselisih paham dengan atasan, kerjaan menumpuk tanpa apresiasi hingga jenjang karier yang tak jelas. Di antara alasan tersebut, sebenarnya kapan saat terbaik untuk resign? Agar keputusan yang diambil tak terburu-buru, menyesal kemudian, atau bahkan menimbulkan masalah baru, simak saran pakar berikut.

Maria Shanti Devi Anggraini, senior trainer Lembaga Pelatihan Dale Carnegie Indonesia, mengatakan untuk memastikan dulu alasan kamu resign sesuai kebutuhan masing-masing.

"Bisa beda-beda untuk setiap orang. Tanda-tandanya, kalau dia sudah mendapat tawaran yang lebih bagus lagi. Jadi, tawaran sama kebutuhan hidup dia tuh kayaknya cocok," ucap Maria Shanti saat menjadi bintang tamu dalam Cerita Cantika Edisi 17 di IGTV Cantika, Jumat, 15 Januari 2021.

Maria mencontohkan, jika kamu mau menikah atau baru punya anak, lalu mendapat tawaran pekerjaan baru yang sesuai dengan kebutuhan terbaru kamu, maka itu bisa dipertimbangkan sebagai salah satu tanda resign.

Di sisi lain, kata Maria, tanda-tanda resign bagi beberapa orang saat ia sudah tidak ada passion atau gairah lagi dengan pekerjaannya saat ini.

"Kok aku yang bergairah lagi. Dipindahin pun aku kayak gak ada maju lagi. Atau kayaknya udah mentok," jelasnya.

Maria menambahkan, selain soal kebutuhan, ada juga pengaruh aktualisasi diri yang belum terpenuhi di pekerjaan saat ini. Tapi sebelum memutuskan resign karena alasan aktualisasi diri, Maria Shanti sarankan untuk mengajukan pertanyaan berikut kepada diri sendiri.

"'Saya dapat tantangan baru, apakah saya harus resign. Kalau dapat tantangan baru, saya masih enggak semangat', ya itu bisa jadi tanda kamu harus resign. Tapi sebaliknya, kalau kamu bersemangat dapat tantangan baru di kantor yang sama, berarti belum saatnya kamu resign. Berarti kamu butuh semangat baru," ucapnya.

Maria Shanti mengingatkan pula, jangan pula terburu-buru memutuskan resign saat melihat nilai Key Performance Indicator (KPI) atau indeks kinerja yang tidak tercapai. Bisa jadi, nilai KPI tak tercapai karena kamu baru bergabung dan kurang dilatih tim atau bos, kurang diberi kesempatan untuk berlath, ataupun kamu tidak mengetahui alasan harus melakukan hal tersebut.

Jadi, bedah dulu persoalannya agar menemukan solusi yang tepat. Jangan langsung memutuskan untuk resign tanpa pertimbangan yang mendalam.

Baca juga: Yakin Mau Resign? Cek Kesiapan Kamu dengan 4 Pertanyaan Ini