Ilustrasi Tanning. Beautylish.com

kesehatan

5 Bahaya Tanning Terlalu Sering, Ada Lemahkan Imunitas hingga Penuaan Dini

Rabu, 2 September 2020 14:00 WIB
Reporter : Sehatq.com Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada sejumlah risiko kesehatan jika terlalu sering dan dalam jangka waktu lama menjalani tanning atau menggelapkan kulit terlihat lebih eksotis. Saat proses tanning, kulit Anda secara tidak langsung akan menerima paparan sinar ultraviolet atau UV secara terus-menerus. Dampaknya adalah bisa merusak sel-sel kulit, mempercepat penuaan, hingga bisa memicu penyakit, salah satunya kanker.

5 Risiko kesehatan yang bisa dipicu tanning

1. Sistem kekebalan tubuh melemah

Sinar matahari yang cukup sangat baik untuk kesehatan, tapi paparan sinar UV yang berlebihan mengakibatkan Anda sensitif terhadap sinar matahari, melemahnya sistem kekebalan tubuh atau imunitas, sebelum kemudian berdampak saat meminum obat-obatan tertentu.

Untuk mendapatkan vitamin D dari sinar UV, Anda cukup berjemur sekitar 5-15 menit di bawah paparan sinar matahari, dua hingga tiga kali dalam seminggu.

2. Kanker kulit

Paparan sinar matahari secara terus-menerus meningkatkan kanker kulit (melanoma). Ini karena sinar matahari mengandung UV yang dapat merusak DNA sel kulit Anda dan mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan kanker.

3. Penuaan dini pada kulit

Paparan sinar UV yang berlebih dapat menyebabkan kulit menjadi kasar, tebal, serta muncul keriput dan bintik hitam. Semakin banyak paparan sinar matahari yang didapat, semakin cepat juga kulit Anda menua.

4. Actinic keratosis

Actinic keratosis merupakan kondisi di mana muncul bercak atau sisik pada area wajah, punggung tangan, kulit kepala, atau dada karena terlalu sering terpapar sinar matahari. Apabila terjadi secara terus menerus, hal ini mungkin saja dapat memicu terjadinya kanker.

5. Kerusakan mata

Selain kulit, mata pun berisiko mengalami gangguan ketika terpapar sinar UV secara terus-menerus. Paparan sinar matahari bisa menyebabkan kerusakan kornea mata (photokeratitis) dan lebih cepat terjadi katarak.


SEHATQ