Ilustrasi buka puasa. Shutterstock

kesehatan

Makanan yang Dianjurkan saat Buka Puasa, Ada Kurma dan Selada

Jumat, 24 April 2020 14:50 WIB
Reporter : Antara Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Untuk menjaga kebugaran tubuh selama bulan suci Ramadan, kita wajib memerhatikan asupan gizi saat buka puasa. Ada sejumlah makanan yang sebaiknya disantap ataupun dihindari untuk menjaga level energi yang hilang selama berpuasa.

"Konsumsi makanan dengan Indeks Glikemik (GI) rendah harus seimbang dan setiap kelompok makanan harus ada, seperti sayuran, sereal, daging, produk susu, dan buah-buahan,” tutur pakar diet klinis di Rumah Sakit Burjeel Abu Dhabi, UEA, Rahma Ali, dikutip dari laman Arabian Gazette.

Ia menyarankan hidangan kaya kalium seperti kurma untuk berbuka puasa. Makanan ini tidak hanya membantu terhidrasi dengan cepat, tetapi memberi energi instan setelah berpuasa berjam-jam.

Selain itu, penuhi pula kebutuhan cairan yang cukup. Anda bisa meminum jus buah atau air yang banyak saat berbuka puasa dan sebelum tidur untuk menghindari dehidrasi. Air kelapa juga bermanfaat untuk meredakan dahaga.

Selain itu, kacang-kacangan seperti almond juga bagus untuk berbuka karena mengandung lemak baik yang penting, terutama ketika tubuh mendambakan lemak setelah berpuasa berjam-jam. Makanan ini bisa membantu merasa kenyang dan terkendali.

Dari jenis sayuran, perbanyak konsumsi mentimun, selada, dan sayuran lain yang kaya serat, bersifat menghidrasi yang baik. Makanan ini membantu tubuh terasa dingin, bisa menjaga kesehatan kulit, dan menghindari sembelit selama Ramadan.

Kini beralih ke daftar makanan yang sebaiknya dihindari saat buka puasa. Yang pertama adalah minuman berkarbonasi. Selain itu, makanan tinggi gula seperti permen dan cokelat juga perlu dihindari karena merupakan sumber berat badan naik secara instan dan bisa menyebabkan kompleksitas jika dikonsumsi setiap hari.

Hindari makanan yang digoreng secara berlebihan atau melebihi batas maksimal asupan harian, yakni lima sendok makan.

“Puasa selama bulan Ramadan dapat meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi hanya jika dilakukan dengan cara yang benar. Jika tidak, maka bisa menyebabkan lebih banyak bahaya daripada kebaikan," pungkas Ali.