Di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali tersedia 48 unit hand sanitizer untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Dokumentasi: Pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai

kesehatan

Efektifkah Hand Sanitizer untuk Cegah COVID-19? Ini Kata Dokter

Kamis, 5 Maret 2020 15:00 WIB
Reporter : Tempo.co Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Beragam tindakan pencegahan virus corona atau COVID-19, salah satunya menjaga kebersihan tangan. Sebenarnya menjaga kebersihan tangan tak hanya mencegah COVID-19, tetapi juga mencegah bakteri dan virus lainnya masuk ke dalam tubuh. Selain mencuci tangan, kita dapat memanfaatkan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan jika tidak ada kesediaan sabun dan air mengalir.

The Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat menyarankan agar mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau gunakan pembersih tangan yang mengandung 60 persen alkohol.

Menurut dokter Herni Suprapti secara fisik virus akan tergelontor, bahkan dengan air biasa. Tingkatan berikutnya, bakteri dan virus akan berubah strukturnya, jika terkena sabun biasa. Bahkan, menurutnya terlalu berlebihan jika harus pakai hand sanitizer.

"Artinya, bakteri dan virus akan mati. Terus ya hilang digelontor air biasa, tidak harus memakai hand sanitizer. Jadi bisa memakai sabun biasa dan air. Intinya jaga kebersihan dan standar hidup sehat," ucap Herni saat dihubungi Tempo.co, Selasa 3 Maret 2020.

Sementara itu, terkait pemakaian masker, menurut Doktor dari Farmakogenetik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini yang membutuhkan masker adalah orang-orang dengan risiko tinggi antara lain tenaga kesehatan yang kontak dengan banyak pasien. "Jangan sampai masker habis, lalu dokter, perawat, staf rumah sakit tidak pakai masker," lanjut Herni,

Dosen di Fakultas Kedokteran WijayaKusuma Surabaya juga menanggapi kepanikan soal masker dan hand sanitizer karena keresahan warga akan penyebaran COVID-19. Dalam kondisi seperti saat ini, Herni mengimbau agar kita semua bisa menunjukkan tepa selira, toleransi, dan berbasis akal sehat.

EKA WAHYU PRAMITA