Barista Gabriela Karen Fernanda saat ditemui dalam acara Indonesia Coffee and People Festival di Jakarta pada Jumat, 14 Februari 2020. TEMPO/Sarah Ervina Dara Siyahailatua

karir

Barista Gabriela Karen Fernanda Suka Kopi Berkat Kakek Nenek

Minggu, 16 Februari 2020 10:35 WIB
Reporter : Tempo.co Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Kehadiran barista perempuan kerap menarik perhatian. Lantaran profesi barista atau pembuat kopi sering dilekatkan pada aktivitas pria. Nyatanya keterampilan barista bisa dipelajari tanpa memandang jenis kelamin. Gabriela Karen Fernanda salah satu sosok yang tak asing bagi para pecinta kopi. Pasalnya, wanita berambut panjang ini sempat viral tahun 2018 dan menjadi perbincangan warganet karena pekerjaannya sebagai seorang barista.

Saat kilas balik ketertarikan Gabriela menjadi barista, ia mengaku berawal dari kecintaannya pada kopi sejak kecil. “Dulu saya tinggal sama kakek nenek dan sejak kecil selalu melihat mereka minum kopi. Jadi ikut mencoba dan suka,” katanya saat ditemui dalam acara Indonesia Coffee and People Festival di Jakarta pada Jumat, 14 Februari 2020.

Hingga kuliah, perempuan berusia 28 tahun itu menjelaskan bahwa kebiasan minum kopi tersebut tidak hilang. Bahkan saat mengerjakan tugas kuliah ataupun nongkrong bersama teman, kedai kopi lah yang akan menjadi tujuan. Sampai pada 2017, ia pun mendapatkan tawaran untuk bekerja pada kedai kopi milik temannya. “Teman saya menawarkan untuk jadi barista. Karena memang dasarnya suka kopi, akhirnya mau mencoba,” tuturnya.

Saat mencoba menjadi barista, Gabriela ternyata semakin jatuh cinta dengan kopi. Ia menemukan bahwa teknik membuat kopi sangat unik sehingga menanamkan rasa penasaran pada dirinya. “Setelah terjun langsung, ternyata banyak sekali yang bisa dikulik dari kopi. Contohnya diberi air suhu beda, caranya beda bisa menghasilkan rasa yang beda. Jadi bikin makin ingin mengulik lebih dalam lagi,” jelas ia.

Adapun kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama bekerja sebagai barista. Salah satunya adalah palet rasa. Gabriela mengatakan bahwa dulu ia sulit membedakan rasa kopi. “Misalnya ada yang bilang ini kopi ada rasa lecinya, tapi saya enggak dapet. Tapi belajar terus akhirnya bisa. Kepekaan ini memang sulit, tapi kalau terus diasah bisa sih,” pungkas ia.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA