Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. resmi ditetapkan sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung Periode 2020-2025. TEMPO/Khory

ragam

Profil Rektor Wanita Pertama ITB, Reini Wirahadikusumah

Sabtu, 9 November 2019 17:00 WIB
Reporter : Tempo.co Editor : Silvy Riana Putri

CANTIKA.COM, Jakarta - Daftar perempuan yang berada di pucuk pimipinan tertinggi di universitas kembali bertambah. Usai Risa Santoso, rektor termuda 27 tahun yang dilantik sebagai rektor Institut Teknologi & Bisnis ASIA Malang pada 2 November 2019, Reini Wirahadikusumah resmi ditetapkan sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) berdasarkan berita acara penetapan Rektor ITB 2020-2025 Nomor 330/I1.MWA/BA/2019 pada Jumat 8 November 2019.

Menurut Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB Yani Panigoro, Prof. Reini merupakan rektor wanita pertama di ITB.

"Prof. Reini ini menjadi rektor wanita di ITB, saya ucapkan selamat. Ke depan Prof. Reini akan berkolaborasi dengan gagasannya juga gagasan yang diberikan oleh calon rektor lain," ujar Yani di Griya Jenggala, Jakarta, Jumat, 8 November 2019.

Dalam tahap akhir proses penyaringan calon rektor, Senat Akademik memilih tiga nama sebagai calon untuk dipilih sebagai rektor periode 2020-2025, yaitu Jaka Sembiring (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika), Kadarsah Suryadi (rektor lama), dan Reini Wirahadikusumah (Teknik Sipil).

Dipilihnya Prof Reini melalui proses yang cukup panjang, sampai akhirnya diputuskan melalui sidang yang dilakukan MWA ITB dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

"Ketiga calon itu hebat-hebat, kita bingung harus pilih yang mana. Saya yakin calon ini kelak akan berkolaborasi siapa pun yang menjadi rektor," tutur Yani. "Tadi sidang pleno MWA yang dihadiri Mas Menteri. Sidang berjalan lancar dan sepakat yang terpilih adalah Prof Reini."

Wali Amanat, Calon Rektor, dan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) terpilih Prof. Reini Wirahadikusumah di Griya Jenggala, Jakarta Pusat, Jumat, 8 November 2019. TEMPO/Khory

Menjadi rektor perempuan di ITB, Prof. Reini belum banyak bicara. "Itu saya juga belum terlalu sign in, masih blank aja, karena baru beberapa jam yang lalu ditetapkan," ungkap Guru Besar dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB itu.

Namun, Reini menyadari bahwa hal itu keputusan besar bagi dirinya. "It's big deal, betul itu saya paham, karena selama ini kenapa saya ingin menjadi dosen, kerja, jadi profesor, memang ingin menjadi role model kepada yang dekat seperti anak-anak dan keponakan," ucap Reini.

Saat ini, Reini memiliki dua anak laki-laki. Ia menginginkan kedua anaknya menjadi pemuda yang memiliki paham gender yang baik dan memiliki contoh dari kedua orang tuanya.

Menurutnya, menjadi seorang perempuan itu tidak mudah, tapi jika memiliki kapasitas yang lebih akan membawa kebaikan bagi sekitarnya.


"Jadi ketika saya memiliki kelebihan harus disalurkan. Termasuk mahasiswa yang S2 saya itu, mereka kalau lulus ingin menjadi seperti Bu Reini, begitu katanya," tandas Prof. Reini.

MOH KHORY ALFARIZI