Ilustrasi anak ketakutan. shutterstock.com

keluarga

Kenali 8 Penyebab Anak Stres dan Gejalanya

Selasa, 12 Maret 2019 07:00 WIB
Reporter : Cantika.com Editor : Yunia Pratiwi

CANTIKA.COM, Jakarta - Seperti halnya orang tua, anak-anak juga mengalami kecemasan dan stres. Namun caranya mereka menyikapinya berbeda, tergantung pada usia mereka, kepribadian individu, dan keterampilan mengatasi.

Baca juga: Melanie Putria Terapkan Pola Asuh Diskusi Aktif dengan Anaknya

Misalnya, anak-anak yang berusia lebih kecil mungkin tidak dapat sepenuhnya memahami atau menjelaskan perasaan mereka sendiri. Anak-anak yang lebih besar mungkin dapat memahami apa yang mengganggu mereka, meskipun itu bukan jaminan bahwa mereka akan membagikan informasi itu dengan Ibu atau Ayah.

Bagi kebanyakan anak, ketakutan, kecemasan, dan stres berubah atau berkurang seiring bertambahnya usia. Stres masa kecil dapat bermanifestasi dengan perilaku yang sulit, dan penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda stres dan mencari kemungkinan penyebabnya. Orangtua biasanya dapat membantu anak-anak mengelola stres dan kecemasan, tetapi beberapa anak mungkin memiliki gangguan kecemasan, yang membutuhkan bantuan profesional.

Perubahan perilaku atau temperamen adalah tanda umum yang dapat mengindikasikan bahwa anak Anda mungkin mengalami stres dan perasaan cemas. Anak-anak mungkin tidak mengenali kecemasan mereka sendiri dan sering tidak memiliki kedewasaan untuk menjelaskan stress yang mereka rasakan. Ini dapat menyebabkan berbagai tanda fisik dan perilaku muncul, dan orang tua mungkin tidak yakin apakah ini adalah gejala kecemasan atau masalah kesehatan.

Beberapa tanda umum stres dan kecemasan meliputi: Keluhan sakit perut atau sakit kepala, nafsu makan menurun atau meningkat, masalah tidur atau mimpi buruk, mengompol, kesulitan berkonsentrasi, perubahan perilaku jadi lebih murung, menunjukkan kebiasaan gugup seperti menggigit kuku, menjauhi keluarga atau teman, menolak pergi ke sekolah.

Sumber kecemasan dan penyebabnya
<!--more-->

Sumber kecemasan dan stres pada anak bisa berasal dari faktor eksternal, seperti masalah di sekolah, perubahan dalam keluarga, atau konflik dengan teman. Perasaan cemas juga bisa disebabkan oleh perasaan dan tekanan internal anak, seperti ingin berprestasi di sekolah atau merasa cocok dengan teman sebaya. Seperti dikutip dari laman Verywell, berikut ini beberapa penyebab umum stres pada anak-anak.

#1. Perubahan besar dalam keluarga
Perubahan besar kehidupan yang dapat menyebabkan stres pada anak-anak termasuk perceraian, kematian dalam keluarga, pindah, atau kelahiran saudara baru. PePerubahan besar dalam kehidupan dapat mengguncang rasa aman anak Anda, yang menyebabkan kebingungan dan kecemasan. Misalnya, saudara kandung baru bisa membuat anak merasa terancam dan cemburu. Kematian dalam keluarga dapat menciptakan kesedihan dan memicu kekhawatiran tentang kematian.

#2. Ketidakstabilan orang tua
Masalah uang dan pekerjaan, gejolak keluarga, dan agitasi orang tua dapat menyebabkan rasa tak berdaya yang luar biasa bagi anak-anak yang mungkin merasa bahwa mereka ingin membantu, tetapi tidak memiliki sarana untuk melakukannya.

#3. Jadwal yang terlalu padat
Terus-menerus melakukan satu aktivitas ke aktivitas lain dapat menyebabkan stres yang sangat besar bagi anak-anak, yang biasanya memerlukan waktu henti yang tenang sesekali.

#4. Tekanan akademis
Banyak anak mengalami kecemasan tentang keinginan untuk berhasil di sekolah. Tekanan akademik sangat umum pada anak-anak yang takut membuat kesalahan atau yang takut tidak baik pada sesuatu.

#5. Popularitas
Untuk siswa kelas yang lebih muda, kecemasan perpisahan bisa menjadi masalah umum. Ketika mereka semakin tua, kebanyakan anak ingin menyesuaikan diri dengan anak-anak lain dan menjadi seperti, dan tekanan untuk menyesuaikan diri dan menjadi populer dapat menyiksa. Kelompok-kelompok dan perasaan dikucilkan biasanya menjadi masalah begitu anak-anak memasuki sekolah dasar.

#6. Penindasan
Penindasan adalah masalah serius bagi banyak anak. Baik yang secara langsung atau tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan fisik. Anak-anak yang ditindas sering merasa malu karena menjadi sasaran, dan mereka mungkin menyembunyikan intimidasi dari orang tua atau guru karena takut menarik perhatian pada kelemahan yang mereka rasakan.

#7. Peristiwa berita yang mengerikan
Berita utama dan gambar yang menunjukkan bencana alam, terorisme, dan kekerasan dapat mengganggu bagi anak-anak. Ketika anak-anak melihat dan mendengar tentang peristiwa berita yang mengerikan, mereka mungkin khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada mereka atau seseorang yang mereka cintai.

#8. Film yang menakutkan atau buku
Kisah-kisah fiksi juga dapat menyebabkan penderitaan atau kecemasan pada anak-anak. Anak-anak umumnya dipengaruhi oleh adegan-adegan menakutkan, kasar, atau menjengkelkan dari film atau bagian-bagian dalam sebuah buku. Beberapa anak mungkin lebih sensitif terhadap konten media daripada yang lain. Batasi konten media kekerasan untuk anak, berikan media lain yang sesuai usia.