GOOTO.COM, Jakarta - PT Astra International Tbk., mengurangi belanja modal atau capital expenditure (capex) dari Rp 32 triliun di 2024 menjadi Rp 25 triliun di tahun ini. Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan alokasi belanja modal ini akan menyasar sektor-sektor yang menjadi bisnis inti perseroan.
"Bisnis inti Astra International itu ada otomotif, jasa keuangan, alat berat pertambangan, agribisnis, infrastruktur, dan properti," kata Djony dalam konferensi pers di Menara Astra, dikutip dari Tempo.co.
Djony mengakui bahwa risiko bisnis masih bisa terjadi akibat kurang kondusifnya situasi pasar. Oleh sebab itu, perseroan memutuskan untuk menurunkan nominal belanja modal pada tahun ini, guna mengurangi risiko tersebut.
"Kami perlu waspada dalam mengguyur belanja modal. Kami perkirakan pada tahun ini akan turun menjadi Rp 25 triliun atau bisa juga di bawah itu," ucapnya.
Dalam kesempatan sama, Djony juga menyoroti soal perkembangan industri otomotif di Tanah Air, khususnya mobil listrik yang tengah menjamur. Menurut dia, perseroannya tertarik untuk bermain di segmen kendaraan ramah lingkungan, hanya saja masih ada sejumlah tantangan yang menghambat pangsa pasar mobil listrik di Indonesia.
Artikel Terkait:
Menperin Klaim Kontribusi Sektor Industri Otomotif Masih Positif
Djony menuturkan bahwa produk mobil listrik saat ini belum terjangkau untuk dimiliki masyarakat karena terkendala perekonomian yang tidak stabil.
"Apakah menjangkau masyarakat low? Saya rasa tidak. Mobil listrik itu baru dijangkau oleh segmen menengah ke atas," ujarnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa segmen pasar otomotif di Indonesia berbentuk piramida, yang artinya perekonomian kelas menengah ke bawah lebih mendominasi ketimbang masyarakat menengah ke atas. Djony memperkirakan ada 80 persen masyarakat yang hanya mampu membeli mobil listrik seharga di bawah Rp 400 juta.
"Dalam 10 tahun terakhir, cenderung sama struktur ini," kata Djony memungkasi.
DICKY KURNIAWAN | ALIF ILHAM FAJRIADI | TEMPO.CO