Meresahkan, Di Balik Rangkaian Pembuatan Merek Parfum Mewah Ini Ada Pekerja Anak-anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi parfum. Shutterstock

Ilustrasi parfum. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - BBC Eye Investigations mengungkap praktik-praktik meresahkan seputar industri melati. Laporan investigasi tersebut mengungkap kenyataan yang meresahkan di balik proses pembuatan merek parfum mewah termasuk L’Oréal dan Estée Lauder.

Dikutip dari Times of India, 29 Mei 2024, investigasi BBC tersebut dilakukan pada musim panas tahun 2023, memantau secara dekat keluarga-keluarga di Mesir yang terlibat dalam tugas berat memetik melati untuk pabrik lokal. Pabrik-pabrik tersebut mengekstraksi minyak melati yang berharga dari bunga-bunganya yang lembut, kemudian memasok ke raksasa wewangian internasional seperti Givaudan dan Firmenich, yang berperan penting dalam menciptakan parfum mewah seperti L’Oréal dan Estée Lauder.

Yang paling mengkhawatirkan adalah terungkapnya fakta bahwa melati yang digunakan dalam wewangian populer seperti Idôle Intense milik L’Oréal milik Lancôme dan Ikat Jasmine dan Limone di Sicilia milik Estée Lauder milik Estée Lauder berasal dari Mesir, di mana praktik perburuhannya berada di bawah pengawasan ketat.

Menurut penyelidikan komprehensif BBC, tenaga kerja yang terlibat dalam pemetikan melati terdiri dari anak-anak berusia lima tahun, yang bekerja keras sepanjang malam dalam kondisi yang sulit.

Para pekerja muda ini dilaporkan hanya memperoleh penghasilan sebesar USD1 atau sekitar Rp16 ribu per hari. Hal ini menunjukkan perbedaan yang mencolok antara upah mereka yang kecil dan harga parfum premium yang menggunakan melati Mesir, yang harganya bisa mencapai USD300 atau sekitar hampir Rp5 juta per botol.

Laporan tersebut dengan tegas mengaitkan keadaan yang menyedihkan ini dengan kombinasi praktik uji tuntas yang tidak memadai dan tekanan harga yang tiada henti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan papan atas dalam industri ini. Pengejaran keuntungan tampaknya telah menutupi pertimbangan etis, sehingga berujung pada eksploitasi angkatan kerja yang rentan.

Tanggapan L'Oreal dan Estee Lauder

Menanggapi temuan-temuan buruk ini, L’Oréal dan Givaudan telah menegaskan komitmen mereka untuk menegakkan standar hak asasi manusia. Sementara Estée Lauder telah memulai penyelidikan terhadap pemasoknya untuk mengatasi tuduhan tersebut.

Selain itu, Firmenich telah mengambil langkah proaktif dengan beralih ke pemasok alternatif di Mesir, yang menandakan pengakuan akan perlunya akuntabilitas dan reformasi dalam industri ini.

Paparan BBC menjadi pengingat akan tanggung jawab etis yang menyertai rantai pasokan global, mendesak para pemangku kepentingan di industri wewangian untuk memprioritaskan kesejahteraan pekerja dan menerapkan langkah-langkah ketat untuk memastikan praktik pengadaan yang etis.

Hal ini menggarisbawahi pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan tindakan kolektif yang lebih besar untuk mengatasi permasalahan sistemik yang mengganggu rantai pasokan melati dan menjunjung tinggi martabat dan hak-hak mereka yang terlibat dalam produksinya.

Pilihan Editor: Tips Gunakan Eau de Parfum atau Eau de Toilette

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."