Soal Artificial Intelligence, Caroline Riady: Kita Harus Belajar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Caroline Riady, CEO Siloam Hospital Group dalam acara CEO Forum di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, pada Kamis, 16 Mei 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Caroline Riady, CEO Siloam Hospital Group dalam acara CEO Forum di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, pada Kamis, 16 Mei 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - CEO Siloam Hospitals Group, Caroline Riady tak menutup mata dengan pesatnya pertumbuhan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang bisa diaplikasikan ke dalam operasional bisnisnya. Menurut Caroline, AI memiliki potensi luar biasa di masa mendatang. Saat ini, lanjut Caroline, kita baru melihat permukaannya saja dan butuh waktu penyesuaian untuk terintegrasi.

"Dengan semua teknologi baru, pasti banyak tantangan. Teknologi baru itu butuh waktu sampai benar-benar teradopsi, terintegrasi, ada benefit-nya," ujar Caroline di Jakarta, pada 23 Mei 2024.

"Kita sedang di dalam fase awal, masih aneh. Seiring waktu AI akan lebih terintegrasi dan powerful," ucap cucu pendiri Lippo Group Mochtar Riady itu.

Menurut pengamatan Caroline, AI saat ini banyak dipakai untuk mempercantik bisnis atau windows dressing dan mengeliminasi pekerjaan rutin.

Pentingnya Belajar AI

Dalam menghadapi pertumbuhan AI yang pesat, Caroline mengatakan pentingnya terus belajar untuk memahami fungsi dan manfaat teknologi teranyar ini.

"Kita perlu mengedukasi diri, educate yourself. Jangan beranggapan kita sudah mengerti AI, saya pun sebenarnya ga mengerti. Sorry, saya kalau tanya konsultan kadang dia juga ga mengerti. Jadi, kita harus belajar," ucap perempuan yang pernah menjadi guru di Lincoln Elementary School District 200 di Wheaton, Illinois, Amerika Serikat, itu.

CEO Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, saat ditemui di sela agenda Sysmex Indonesia CEO Forum 2024 di Raffles Hotel, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Tempo/Annisa Febiola.

Dan, sebelum menerapkan AI dalam operasional bisnis, Caroline mengatakan pentingnya membuat fondasi sistem teknologi yang kuat. Misal untuk bisnis rumah sakit seperti yang dia pimpin, Caroline menyebut minimal sudah menerapkan eletronic medical record (EMR)

"Kita harus punya basic (dasar). Misalnya belum pnya EMR, boro-boro mikirin AI. Beresin fondasinya dulu," katanya.

Selain itu, Caroline juga mengatakan pentingnya mempertimbangkan biaya penggunaan AI yang saat ini masih mahal.

"Jujur AI (saat ini) masih mahal, masih lebih murah merekrut admin. Tapi kita harus melihat peluang besar itu untuk masa depan," ujar Caroline Riady.

Pilihan Editor: Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Tingkatkan Kinerja Tenaga Kesehatan dan Perawatan Pasien

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."