Bayi Alergi Telur? Ini Alternatif Protein untuk MPASI

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi bayi makan sendiri. Pixabay.com

Ilustrasi bayi makan sendiri. Pixabay.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter Spesialis Anak, Konsultan Nutrisi, dan Penyakit Metabolik Dr dr Meta Hanindita mengimbau kepada orang tua agar tak perlu takut terjadi alergi saat memberikan protein hewani sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) pada bayi.

"Kalau bayi alergi telur, misalnya, ibu masih bisa coba daging sapi, daging ayam, ikan, ikan air tawar, ikan air laut, ibu juga masih bisa coba udang, ibu masih bisa coba daging kambing, ibu masih bisa coba daging bebek, dan lain-lain. Pasti masih ada sumber protein hewani yang masih bisa dikonsumsi oleh anak," katanya dalam diskusi tentang nutrisi dan gizi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat 26 Januari 2024.

Meta mengatakan, terdapat sejumlah orang tua yang langsung panik, begitu melihat ciri-ciri alergi seperti bercak kemerahan saat diberikan protein hewani kepada bayinya. "Niatnya mungkin baik ya, karena itu tadi tidak tega kalau anaknya alergi. Tapi, akibatnya dia jadi menghindari semua jenis protein hewani yang justru lagi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi," katanya.

"Akibatnya pasti kekurangan nutrisi, jadi pasti ada kekurangan protein hewani, akibatnya tadi itu ya risiko untuk stunting jadi meningkat," katanya.

Karena itu, Meta menyarankan kepada orang tua untuk tetap memberikan protein hewani tersebut kepada anak. Caranya adalah dengan memberikannya jenis per jenis hingga orang tua mengetahui penyebab pasti dari alergi, dengan tetap memberikan menu lengkap dengan sumber karbohidrat seperti sayur dan buah.

"Misalnya hari ini coba telur ayam. Nah, dicoba dulu nih, hari ini ibu catat di jurnal ya, wah ternyata reaksinya aman, nggak ada gatal-gatal, nggak ada apa yang lain sebagainya, ya sudah itu boleh dilanjutkan," katanya.

"Besoknya ibu boleh coba daging ayam, ternyata daging ayam -menyebabkan- gatal-gatal nih, setop dulu, catat dulu, besok ibu ganti lagi yang lain. Nanti dua minggu lagi ibu coba lagi daging ayamnya, kalau ternyata daging ayamnya ternyata masih -menyebabkan- gatal-gatal, oke setop dulu, nanti akan dicoba mungkin beberapa saat kemudian. Tapi kalau ternyata sudah tidak gatal lagi, masih bisa dicoba lagi," kata Meta.

Menurutnya, hampir tidak ada satu pun anak yang menderita alergi secara menyeluruh terhadap protein hewani. "Jangan sampai menghindari semua jenis protein hewani, karena takut yang berlebihan, yang ternyata tidak terbukti, yang karena itu, akhirnya mengorbankan status nutrisi anak tersebut," katanya.

Pilihan Editor: Mengenali Rasa dan Bentuk Makanan dengan MPASI

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."