Pentingnya Komunitas untuk Perkuat Semangat Hidup Orang dengan HIV

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Diskusi bertajuk Peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2023

Diskusi bertajuk Peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2023 "Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030"/Istimewa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sekretaris Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat Husein Habsyi berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV. "Komunitas dan keluarga tidak boleh bosan dampingi orang dengan HIV. Peran mereka sangat penting," katanya dalam diskusi bertajuk Peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2023 "Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030” pada 5 Desember 2023. 

Husein mengatakan ada berbagai peran yang bisa dilakukan pendamping, komunitas dan keluarga dalam membantu pasien HIV. Pasien HIV yang sedang down dan mungkin sedang terpuruk bisa ditemani keluarga untuk mendatangi layanan, dan mendatangi lembaga HIV serta kelompok persahabatan. "Saat terpuruk, pasien HIV biasanya akan merasa sebentar lagi dia akan mati, atau bahkan dia sangat putus asa," katanya. 

LSM dan komunitas perlu melakukan support system, yang rutin. Bisa dalam sebulan sekali, atau secara berkala lain. Para komunitas ini juga berperan untuk memperkuat semangat hidup masyarakat. 

Husein mengatakan, biasanya, orang dengan HIV mau mendengarkan pasien HIV lainnya. "Pasien HIV yang sudah menjadi aktivis biasanya bisa menguatkan sesamanya, sekaligus memberikan semangat hidup kepada teman mereka yang sedang depresi," katanya. 

Anggota Pengurus YKIS dan Ketua Health Collaborative Center, Ray Basrowi, mengingatkan memang ketika mengkonsumsi obat HIV, ada beragam efek samping yang bisa dialami masyarakat. Namun ia meyakinkan pasien HIV pada akhirnya bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. "Pasien bisa bermain, bersekolah, bahkan menikah dan juga bekerja," kata Ray. 

Ia pun mengingatkan bahwa semboyan masyarakat yang harus minum obat seumur hidup bagi pasien HIV, sebaiknya diubah menjadi minum obat setiap hari. "Cara minum obatnya sama seperti pasien diabetes, atau pasien hipertensi. Jadi pasien HIV tidak perlu takut," kata Ray. 

Selain lembaga kesehatan, ada pula peran penting komunitas untuk mendampingi pasien. Peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember. Pada 2023, Peringatan AIDS mengangkat tema global: Lets Communities Lead (komunitas yang memimpin). 

Komunitas yang hidup dengan HIV, berisiko HIV, terkena dampak HIV, beserta pendampingnya adalah kelompok yang menjadi garda terdepan dalam respons HIV. Mereka menjadi pusat informasi, menghubungkan masyarakat dengan layanan kesehatan yang berpusat pada masyarakat, membangun kepercayaan, berinovasi, memantau implementasi kebijakan dan layanan, dan menjaga akuntabilitas penyedia layanan. 

Berdasarkan Laporan Perkembangan HIV AIDS dan PIMS Triwulan 1 Tahun 2023, jumlah estimasi Orang Dengan HIV (ODHIV) tahun 2023 sebanyak 515.455 orang. Jumlah ODHIV hidup dan mengetahui statusnya sebanyak 438.231 orang (85 persen), Jumlah ODHIV yang mendapatkan pengobatan sebanyak 184.890 (42%), Jumlah ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan yang dites VL pada tahun 2023 dengan hasil Viral Load tersupresi sebanyak 50.092 orang (27 persen).

Sedangkan untuk lima Provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (82.033), Jawa Timur (79.026), Jawa Barat (62.315), Jawa Tengah (50.689), dan Papua (44.086). Dalam rangka mengakhiri ending AIDS 2030 dan demi terciptanya kualitas manusia yang diharapkan, maka diperlukan upaya peningkatan penanggulangan HIV AIDS yang melibatkan semua mitra pembangunan nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh. Upaya percepatan pencapaian indikator 95% ODHIV mendapatkan pengobatan ARV dan tentu berdampak pada capaian berikutnya yaitu 95 persen ODHIV on ARV dengan virus tersupresi, ODHIV yang memenuhi kriteria dapat diberikan antiretroviral multi bulan hingga 3 bulan adalah target yang harus dicapai pada tahun 2030.

Country program manager AHF Indonesia Asep Eka Nur Hidayat mengingatkan bahwa pengendalian HIV AIDS di Indonesia perlu dikemas dalam beberapa kunci. Pertama adalah dengan memiliki peran aktif komunitas dalam melakukan perubahan. Kedua, adalah berkontribusi dalam mencegah penularan virus HIV ke orang lain terutama ke pasangan. Selanjutnya adalah memanfaatkan teknologi dalam menyebarkan informasi HIV AIDS. "Terakhir adalah membebaskan pasien HIV dengan stigma," kata Asep. 

Pilihan Editor: Hari AIDS Sedunia, 40 Persen Kasus Infeksi Baru Dialami Perempuan

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."