Menilik Geliat Fashion Palestina di Masa Konflik, Kain Tradisional Majdalawi dan Sulaman Tangan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Kain tenun tradisional Majdalawi dan sulaman tangan atau tatreez menjadi fashion khas Palestina yang kini terdampak pusaran konflik/Foto: Doc. Nol Collective

Kain tenun tradisional Majdalawi dan sulaman tangan atau tatreez menjadi fashion khas Palestina yang kini terdampak pusaran konflik/Foto: Doc. Nol Collective

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Meskipun berada di tengah tekanan konflik politik dengan Israel, pegiat fashion Palestina tetap bisa berkarya dan menghasilkan produk dengan menerobos batasan-batasan yang ada.

"Terisolasi satu sama lain secara geografis, sebagian besar perajin yang bekerjasama dengan kami belum pernah bertemu dan bahkan perlu bekerjasama secara digital untuk menghidupkan garmen, mewakili upaya kreatif yang telah mengalahkan batasan yang ada," tulis Nol Collective, sebuah inisiatif yang didirikan oleh Yasmeen Mjalli.

Mjalli melahirkan Nol Collective lantaran terdorong untuk menghidupkan kembali praktik-praktik masyarakat adat Palestina dalam menghasilkan karya fashion tradisional yang unik.

Mjalli awalnya terinspirasi foto karya Thomas Abercrombie dari National Geograpich yang mengambil foto yang mengubah segalanya bagi seorang wanita muda Palestina. Foto tersebut menggambarkan seorang pria berdiri di sebuah pantai di Gaza dikelilingi ratusan gulungan benang berwarna merah, kuning, dan biru. Yasmeen Mjalli terpesona dengan bidikan ini, dan dia belum pernah melihat hal seperti ini di Palestina, tulis The Guardian mengenai kelahiran Nol Collective.

Kain tenun tradisional Majdalawi dan sulaman tangan atau tatreez menjadi fashion khas Palestina yang kini terdampak pusaran konflik/Foto: Doc. Nol Collective

Dari desa-desa di perbukitan Jerusalam hingga Gaza, Ramallah, dan Betlehem, Nol Collective bekerjasama dengan bisnis milik keluarga, bengkel perajin, dan koperasi perempuan menghasilkan kreasi kolektif yang indah.

Teknik tradisional dan leluhur dari jaringan kreatif ini membawa kecintaan Nol Collective terhadap tanah dan cerita. Kerajinan tradisional Palestina seperti tatreez (sulaman tangan) dan tenun tersentuh oleh sejarah perjuangan dan perlawanan politik. Untuk tatreez, Nol Collective bermitra dengan koperasi perempuan setempat.

Itu meliputi lebih dari 60 perempuan dari Gaza hingga al Khalil, koperasi Touch of Heritage adalah kekuatan kreatif dan politis, tulis Nol Collective dikutip dari laman resminya. 

"Kami juga menggunakan kain tenun tangan tradisional Majdalawi, kain katun 100 persen yang merupakan elemen penting dari pakaian tradisional Palestina selama berabad-abad. Berasal dari wilayah Gaza, dari Kota Al Majdal yang dibongkar, kain majdalawi ini ditenun dengan tangan di salah satu studio pengrajin terakhir yang tersisa di Palestina," katanya.

Pilihan Editor: Bella Hadid Kesal saat Unggahan Palestina dan Al Aqsa Diblokir Instagram

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."