Sandyakala Smara, Cara Denny Wirawan Menampilkan Keelokan Motif Batik Kudus

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Membawa batik Kudus kembali ke Kota Kretek melalui koleksi Sandyakala Smara karya Denny Wirawan/Foto: Doc. Djarum Foundation

Membawa batik Kudus kembali ke Kota Kretek melalui koleksi Sandyakala Smara karya Denny Wirawan/Foto: Doc. Djarum Foundation

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta

Sandyakala Smara. Gurat merah di langit senja dan cinta. 
Sebuah narasi indah akan pertemuan waktu, dua kekuatan besar menyatu yang dibalut dengan cinta.
Cinta akan keelokan motif Batik Kudus.

Rayakan sewindu kolaborasi desainer ternama Denny Wirawan bersama Bakti Budaya Djarum Foundation menghadirkan koleksi terbaru Batik Kudus bertajuk SANDYAKALA SMARA. Pagelaran karya penuh cinta ini membawa kembali Batik Kudus kembali ke kota asalnya yang juga dikenal dengan nama Kota Kretek. Seluruh upaya bersama Denny Wirawan ini berhasil mendekatkan kembali Batik Kudus pada publik, dan juga turut membantu menggerakkan perekonomian beberapa kelompok pembatik di Kudus yang masih konsisten berproduksi dan melestarikan Batik Kudus. 

Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan Sandyakala Smara ini adalah bentuk dukungan tulus dalam melestarikan dan mengapresiasi kekayaan wastra budaya Indonesia, terutama Batik Kudus yang memukau dan menginspirasi kreativitas untuk terus mengeksplorasi serta memperkaya keindahan yang tak ternilai dari kain-kain Indonesia. 

Membawa batik Kudus kembali ke Kota Kretek melalui koleksi Sandyakala Smara karya Denny Wirawan/Foto: Doc. Djarum Foundation

"Setelah 8 tahun perjalanan yang luar biasa, dengan bangga kami membawa Batik Kudus kembali ke akarnya, ke kota Kudus yang dikenal sebagai Kota Kretek, untuk perayaan penuh makna dan inspirasi. Ini menggambarkan bahwa Kudus bukan hanya dikenal sebagai penghasil kretek, tetapi juga memiliki batik yang bernilai tinggi sekaligus menghargai perjalanan panjang dalam berkarya lewat kain dan pola yang telah memberikan warna baru bagi dunia mode Indonesia," ujarnya melalui siaran pers kepada Cantika. 

Sandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023 - 2024 ini mengajak kita untuk merasakan kisah indah yang terinspirasi dari keelokan Kebaya dan Kain Batik Kudus. Mengambil ciri khas gaya 'Kebaya Encim' serta kain Batik Kudus sebagai padanannya di dekade 1930-an hingga 1950-an, Denny Wirawan menghadirkan kembali kecintaannya terhadap wastra Indonesia yang mengalir tak pernah usai.

Memadukan mahakarya dari para artisan batik yang penuh keindahan dan filosofi, dalam helai-helai busana yang dibuat dengan cinta. Kolaborasi dengan para pembatik binaan Bakti Budaya Djarum Foundation dan para pembatik pesisir di Pekalongan,  serta kolaborasi dengan kolektor batik Agam Riyadi, juga turut memperkaya koleksi batik yang ditampilkan pada gelaran Sandyakala Smara.

Mengolah Batik Kudus jadi Perjalanan Kreatif Denny Wirawan

Membawa batik Kudus kembali ke Kota Kretek melalui koleksi Sandyakala Smara karya Denny Wirawan/Foto: Doc. Djarum Foundation

"Mengolah Batik Kudus kembali menjadi bagian penting dari perjalanan kreatif saya sejak tahun 2015. Tahun ini telah sewindu keindahan Batik Kudus memberikan inspirasi yang membuat saya terus mengeksplorasi dan berkreasi. Koleksi Sandyakala Smara saya persembahkan sebagai bentuk dedikasi untuk menggali lebih dalam lagi potensi-potensi yang ada pada motif Batik Kudus yang belum tereksplorasi, setelah sebelumnya hadir koleksi Pasar Malam, Padma, dan Wedari," ungkap desainer Denny Wirawan.

Di Kota Kudus, popularitas batik yang sudah menjadi komoditas di tahun 1500an. Eksistensi Batik Kudus kian berkembang, utamanya pada tahun 1935 hingga dekade 1970-an. Batik yang diproduksi dengan penggarapan yang halus ini seringkali dikenakan oleh kalangan menengah ke atas. Pada perkembangannya, Batik Kudus mulai mengalami kemunduran pada tahun 1980-an. Kemunduran ini ditandai dengan semakin menurunnya jumlah pengrajin batik lantaran kemunculan batik printing dengan proses pembuatan yang lebih cepat dan harga yang lebih murah, sehingga membuat para pengrajin Batik Kudus mengalami gulung tikar karena tidak mampu beradaptasi. 

Sejak tahun 2010, Bakti Budaya Djarum Foundation melakukan program pembinaan kepada para pengrajin Batik Kudus dan menghidupkan kembali para pengrajin yang tadinya telah beralih profesi, serta memupuk generasi baru penerus kerajinan Batik Kudus. Di tahun 2015, Bakti Budaya Djarum Foundation mulai berkolaborasi dengan desainer Denny Wirawan untuk mengangkat Batik Kudus dengan sentuhan unik dan inovatif. 

Denny Wirawan menyatakan, "Koleksi Sandyakala Smara tak hanya sekadar busana, namun juga sebuah perjalanan budaya dan kreativitas yang mempertemukan antara masa lalu dan saat ini dengan harmoni. Sebuah perwujudan serta penghormatan atas warisan keindahan wastra dengan pembaruan yang dikemas dalam estetika yang memukau."

Membawa batik Kudus kembali ke Kota Kretek melalui koleksi Sandyakala Smara karya Denny Wirawan/Foto: Doc. Djarum Foundation

Pagelaran busana ini diselenggarakan di bawah langit senja yang indah, mengambil lokasi di Rumah Adat Kudus Yasa Amrta. Acara ini bukan hanya sekadar pagelaran busana, tetapi juga merupakan sebuah peresmian bagi Rumah Adat Kudus Yasa Amrta yang diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki makna kemuliaan abadi. Rumah adat Kudus yang juga disebut Joglo Pencu merupakan rumah tradisional yang mempesona dengan gaya arsitektur yang begitu khas dan indah.

Bangunan Joglo Pencu menampilkan dominasi ukiran-ukiran yang tak hanya bersifat dekoratif, melainkan juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam. Dengan suasana senja yang memancarkan pesona sendiri, acara ini tidak hanya menghadirkan keindahan busana, tetapi juga menghormati warisan budaya dan seni arsitektur yang kaya di Kudus, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua yang hadir.

"Sandyakala Smara ini adalah sebuah persembahan istimewa sekaligus menghargai perjalanan panjang dalam berkarya melalui kain dan pola yang telah memberikan warna baru bagi dunia mode Indonesia. Semoga keindahan Batik Kudus yang ditampilkan dengan latar belakang langit dan rumah adat Kudus memberikan pengalaman berbeda yang menggugah hati dan merayakan warisan budaya yang kaya di tengah kita," tutup Renitasari.

Pilihan Editor:

Apresiasi Desainer Denny Wirawan pada Karya Batik Kudus Pelajar SMK

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."