Silent Migraine: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Migrain adalah sakit kepala pada salah satu sisi kepala. Namun, tahukah Anda bahwa ada migrain yang tanpa disertai sakit kepala atau disebut silent migraine. Menurut Founder & Medical Director Integrative Headache Medicine of New York, Laura R. Natbony silent migraine merupakan aura migrain tanpa sakit kepala.

"Artinya, ada perubahan penglihatan, sensorik, bicara, dan/atau motorik yang tidak disertai nyeri kepala," kata Natbony seperti dikutip dari Livestrong pada Sabtu, 3 Juni 2023.

Secara umum, migrain dibagi menjadi empat fase yaitu prodrome (peringatan), aura, sakit kepala, dan postdrome (pasca sakit kepala). Namun, penderita silent migraine tidak mengalami fase sakit kepala dan mungkin juga tidak mengalami postdrome.

Seperti semua migrain, penyebab pasti dari silent migraine belum dapat dipahami sepenuhnya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan kondisi tersebut mungkin disebabkan oleh gelombang listrik yaitu penembakan neuron yang bergerak melintasi korteks visual di otak, sehingga membawa perubahan visual, menurut National Library of Medicine (NLM).

Penyebab Silent Migraine

Natbony pun mengatakan bahwa pemicu silent migraine termasuk tekanan, perubahan cuaca, perubahan hormon, pergeseran dalam rutinitas harian, cahaya terang, makanan atau obat-obatan tertentu, dan gangguan tidur.

"Diperkirakan bahwa pemicu tersebut memicu reaksi berantai di otak yang mengarah pada pelepasan zat inflamasi, yang dapat menyebabkan sel saraf menjadi terlalu aktif. Ini bisa menyebabkan aura migrain tanpa sakit kepala," jelas Natbony.

Gejala Silent Migraine

Mengenai gejala, Chief of the Headache Division di University of Miami Miller School of Medicine, Teshamae Monteith mengatakan bahwa gejala silent migrain yang paling jelas adalah aura. "Paling sering adalah seperti melihat kilatan cahaya, bintik-bintik, pola, atau kehilangan penglihatan," ujar Monteith.

Adapun gejala lainnya, menurut dia, di antaranya gangguan bicara atau bahasa, lemah, mati rasa, vertigo, ketidakseimbangan, dan gejala lain yang sama seperti migrain biasa seperti mual, pusing, dan sensitif terhadap cahaya.

Menurut Brain Center, durasi silent migraine tergantung pada orang yang mengalaminya. Bagi sebagian orang, silent migraine bisa terjadi hanya beberapa jam, sedangkan bagi yang lain bisa terjadi selama berhari-hari.

Cara Mengatasi Silent Migraine

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengalami silent migraine, tergantung pada faktor-faktor tertentu seperti frekuensi dan tingkat keparahan.

Meskipun tidak banyak obat yang secara khusus diuji untuk jenis silent migraine, beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen tertentu seperti magnesium efektif mengobati silent migraine, menurut tinjauan Nutrients pada Maret 2022.

Adapun dosis harian yang disarankan oleh American Migraine Foundation adalah 400-600 miligram per hari dan bentuk yang direkomendasikan adalah magnesium oksida.

Kemudian jika Anda sering mengalami migrain, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mencegah migrain sejak awal.

"Obat-obatan tersebut termasuk lamotrigin, sejenis obat anti-kejang yang bekerja mengurangi rangsangan neuron di otak yang dapat membantu mencegah penyebaran aktivitas listrik yang mendasari aura migrain," ujarnya.

Natbony juga mengatakan bahwa perubahan gaya hidup seperti cukup tidur, mengurangi stres, berolahraga secara teratur, dan menghindari pemicu silent migraine dapat membantu mencegah serangan. Jika gejala memburuk, Natbony menganjurkan untuk menemui dokter agar mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.

Pilihan Editor: Ketahui Hormon Tidak Seimbang dan 3 Hal Lain yang Bisa Memicu Migrain

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."