Waspada Faktor Penyebab Luka Dekubitus pada Orang Tua

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang lanjut usia (lansia) memiliki potensi besar mengalami luka yang disebabkan oleh tekanan atau luka dekubitus. "Memang usia lanjut itu memiliki potensi yang besar untuk terjadinya luka dekubitus," ujar Ketua Tim Kerja Sertifikasi dan Pengawasan Sarana Produksi, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Ismayati pada acara bertajuk 'Menuju Nol Luka Dekubitus Lansia dengan Lifree Excretion Care' oleh Unicharm di Jakarta, Rabu 24 Mei 2023.

Luka dekubitus adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan berkepanjangan pada kulit. Luka ini paling sering berkembang pada kulit yang menutupi area tulang tubuh yang meliputi tumit, pergelangan kaki, pinggul, dan tulang ekor. Penyebabnya adalah tekanan yang membatasi aliran darah menuju kulit. Gerakan terbatas membuat kulit rentan mengalami kerusakan dan menyebabkan perkembangan luka. 

Angka pasien dengan penyakit tidak menular seperti stroke atau bahkan diabetes banyak dialami para lansia. Beberapa di antaranya bahkan hanya bisa duduk di kursi roda, atau berbaring di tempat tidur sepanjang hari. Hal itu membuat kulit para lansia menjadi lembap. Kurangnya mobilitas itu membuat kulit mereka bergesekan di kasur. 

Tak jarang, mereka pun buang air kecil maupun besar di tempat tidur. Hal ini ditambah dengan kondisi para lansia semakin banyak mengalami inkontinensia urine, atau kondisi tidak mampu menahan buang air kecil. inkontinensia urine bisa menyebabkan timbulnya kotoran yang mengakibatkan efek kontaminasi dari bakteri ke luka terbuka.

Ismiyati menyebutkan bahwa sampai saat ini 33 persen lansia Indonesia alami luka dekubitus. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding pasien lansia yang mengalami luka dekubitus yang mencapai 2,1-13 persen. Dari 33 persen pasian luka dekubitus lansia itu, 40 persen mendapatkan kasus itu terjadi saat berada di rumah. 

Anggota Bidang Organisasi dan Kaderasisasi Dewan Perwakilan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia DKI Jakarta Harwina Widya Astuti mengatakan timbulnya luka dekubitus disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya penyakit kronis.

"Adanya penyakit kronis membuat penderitanya harus tirah baring atau beristirahat dengan berbaring dalam waktu yang lama. Hal tersebut membuat sirkulasi tubuh menjadi tidak lancar sehingga pada bagian tubuh yang tertekan bisa menimbulkan luka," katanya.

Faktor lainnya bisa disebabkan oleh usia. Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi sel pada tubuh akan melambat. Hal ini akan berpengaruh terhadap kulit yang akan lebih mudah mengalami luka.

Tidak hanya kondisi tubuh pasien, kondisi lingkungan yang terlalu lembab atau terlalu kering juga bisa menimbulkan iritasi pada kulit. "Kemudian dari faktor keluarga. Keluarga sangat berkontribusi terhadap bagaimana menjaga kesehatan dari anggota keluarganya. Anggota keluarga yang mengalami tirah baring lama tentunya perlu ada perawatan yang dilakukan oleh keluarga, dalam hal ini penting juga untuk selalu memantau kondisi kulit terutama untuk area yang mengalami tekanan lebih besar pada kondisi tirah baring," ucap Harwina.

Pilihan Editor: Simak 3 Peran Penting Anak dalam Menjaga Kesehatan Lansia

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."