Ketahui 5 Penyebab Sakit Kepala saat Puasa dan Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sakit kepala saat puasa cenderung lebih umum di antara orang yang kerap mengalami sakit kepala, menurut Jennifer Maeng, penasihat perusahaan suplemen khusus Twinlab dan pendiri Chelsea Nutrition. Sakit kepala ini biasanya terjadi setelah berpuasa lebih dari 16 jam. Ada beberapa kemungkinan penyebab sakit kepala saat puasa, mulai dari dehidrasi hingga perubahan kadar gula darah. Yuk kita simak bersama sebab dan cara mengatasi sakit kepala saat puasa.

Penyebab Sakit Kepala saat Puasa

1. Dehidrasi

Dehidrasi adalah penyebab utama di balik sakit kepala saat puasa, karena Anda tidak bisa minum air selama berpuasa.

"Saat tubuh Anda mengalami dehidrasi, pembuluh darah menjadi menyempit," ujar Reda Elmardi, pemilik The Gym Goat, seperti dikutip dari laman Pop Sugar, Kamis, 23 Maret 2023.

Kondisi itu menyebabkan jaringan di tubuh, termasuk otak menyusut atau berkontraksi. Dan saat otak Anda berkontraksi, ia menarik diri dari tengkorak, menekan saraf dan menyebabkan rasa sakit, menurut Cleveland Clinic. Oleh karena itu, dehidrasi ringan pun dapat menyebabkan sakit kepala.

Orang biasanya mendapatkan sekitar 20 persen air yang mereka butuhkan dari makanan, menurut Academy of Nutrition and Dietetics. Jadi jika Anda tidak makan, kemungkinan besar Anda perlu minum lebih banyak air dari biasanya untuk mengimbangi cairan yang tidak Anda dapatkan dari makanan.

2. Ketidakseimbangan Elektrolit

Jika Anda minum cukup air, dehidrasi saat berpuasa masih mungkin terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit adalah mineral (misalnya natrium, kalium, magnesium) dalam tubuh Anda yang penting untuk menyeimbangkan jumlah air dalam tubuh Anda, memindahkan gizii ke dalam sel Anda, dan memastikan saraf, otot, jantung, dan otak Anda dapat bekerja dengan baik, menurut National Library of Medicine (NLM).

Tingkat elektrolit Anda secara alami berfluktuasi, tetapi bisa menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi sebagai akibat dari perubahan jumlah air dalam tubuh Anda.

Kebanyakan orang mendapatkan cukup elektrolit melalui makanan atau minuman mereka, tetapi jika Anda tidak makan dan minum dalam waktu lama, ada kemungkinan kadar elektrolit Anda tidak seimbang.

"Puasa lebih dari 12 jam atau mengikuti diet meniru cepat (seperti diet ketogenik) akan membuat Anda berisiko lebih tinggi mengalami dehidrasi dan keseimbangan elektrolit" karena menyebabkan ginjal Anda mengeluarkan natrium dan kalium, kata Maeng.

Bila tubuh Anda mengeluarkan kedua elektrolit tersebut, itu dapat menyebabkan ketidakseimbangan, yang dapat menyebabkan dehidrasi atau overhidrasi, keduanya dapat membuat Anda sakit kepala, menurut NLM.

3. Fluktuasi Hormon

Ketika tubuh Anda tidak mendapatkan cukup air, maka mulai memproduksi lebih sedikit serotonin, suatu neurotransmitter yang membantu mengatur suasana hati dan pola tidur, kata Elmardi.

Perubahan serotonin diperkirakan berpotensi memicu sakit kepala karena tegang dan migrain, penyakit saraf yang sering menyertakan sakit kepala sebagai gejala khas. Sehingga penurunan serotonin yang disebabkan oleh dehidrasi dapat menyebabkan migrain, sakit kepala, atau bahkan depresi ringan di siang hari.

Selain serotonin, pergeseran hormon lain seperti kortisol (umumnya dikenal sebagai hormon stres) juga merupakan penyebab umum sakit kepala, kata Lisa Powell, ahli diet terdaftar di Canyon Ranch di Tucson, Arizona, Amerika Serikat, dan penelitian menunjukkan bahwa puasa meningkatkan level hormon tersebut, juga tingkat dan frekuensi sekresi kortisol.

Baca juga: Pemicu Sakit Kepala, Kurang Tidur Hingga Makanan Tinggi Garam

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."