Film Everything Everywhere All At Once Masuk 11 Nominasi Oscar, Genre yang Kompleks

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Poster film Everything Everywhere All at Once yang dibintangi Michelle Yeoh. Foto: Instagram/@michelleyeoh_official

Poster film Everything Everywhere All at Once yang dibintangi Michelle Yeoh. Foto: Instagram/@michelleyeoh_official

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Film Everything Everywhere All At Once kini tengah menjadi perbincangan publik, termasuk di media sosial karena prestasinya yang luar biasa. Salah satu film garapan rumah produksi A24 ini berhasil masuk dalam 11 nominasi Oscar 2023. Nominasi untuk film asal Amerika ini meliputi Best Pictures, Best Actress, hingga Best Director.

Kesuksesan film Everything Everywhere All At Once ini tentu bukan tanpa alasan. Mengusung konsep multiverse, Everything Everywhere All At Once menawarkan berbagai genre cerita dalam satu film yang cukup kompleks. Selain itu, film yang dibintangi oleh Michelle Yeoh ini juga memiliki kisah yang menegangkan tetap seru.

Disutradarai oleh Daniel Kwan dan Daniel Scheinert, film ini bercerita tentang perjalanan tak biasa yang dialami oleh seorang wanita dewasa bernama Evelyn (Michelle Yeoh). Dia adalah seorang ibu sekaligus pemilik laundry yang memiliki masalah hidup yang rumit. Di tengah rasa bosannya menjalani rutinitas sebagai pebisnis laundry, dia harus tetap membayar uang pajak yang sangat tinggi.

Saat sedang terjerat banyak masalah, Evelyn justru menyadari jika dirinya terhubung dengan dunia paralel antara kehidupan masa kini dan kehidupan di semesta lain. Bahkan, dia juga menemukan fakta jika dirinya harus melawan seorang penjahat bernama Jobu Tupaki dari semesta yang lain.

Fakta Menarik Everything Everywhere All At Once

Dengan kisah yang cukup rumit dan kompleks ini, Everything Everywhere All At Once berhasil mencuri perhatian pecinta film seluruh dunia. Berikut fakta menarik dari film Everything Everywhere All At Once yang masuk nominasi Oscar 2023. Simak, yuk!

1. Berkonsep Multiverse

Konsep film multiverse sebelumnya telah digunakan oleh beberapa film Marvel, seperti SpiderMan: No Way Home dan Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Film garapan Daniel Kwan dan Daniel Scheinert ini pun menggunakan konsep multiverse dan pertarungan sebagai dasar ceritanya.

2. Memperlihatkan Sudut Pandang yang Baru

Setiap film yang mengusung konsep multiverse selalu menyajikan sudut panjang yang baru. Hal ini pun yang coba diperlihatkan oleh film Everything Everywhere All At Once.

3. Menyajikan Visual Efek yang Mengagumkan

Banyak kritikus film yang menilai jika visual efek yang disajikan dalam film ini sangat mengagumkan. Hal ini bukan sesuatu yang mengherankan mengingat kedua sutradaranya menggandeng Zak Stotz untuk menjadi pengawas visual efek film. Selain itu, karena konsepnya yang multiverse, penonton Everything Everywhere All At Once akan dimanjakan dengan efek dan CGI yang luar biasa.

4. Memiliki Lebih dari Satu Genre Cerita

Film yang dibintangi oleh Michelle Yeoh, James Hong, Ke Huy Quan, dan Stephanie Hsu ini menyajikan tontonan berbagai genre dalam satu film yang kompleks. Film ini memiliki beberapa genre cerita, di antara adalah drama, komedi, keluarga, fiksi, fantasi, hingga science fiction. Hal inilah yang membuat banyak penonton tertarik menyaksikan film yang kerap disingkat menjadi EEAAO ini.

5. Dapat Ditonton oleh Semua Umur

Meski memiliki adegan pertarungan, namun film Everything Everywhere All At Once ini dapat ditonton oleh semua umur karena memiliki alur cerita yang ramah anak. Selain itu, film ini juga menampilkan adegan yang emosional secara konsisten.

6. Mengalahkan Rating Doctor Strange: Multiverse of Madness

Film Everything Everywhere All At Once berhasil mendapat sambutan baik dari kritikus film. Bahkan, film ini berhasil mendapatkan rating lebih tinggi dibanding film populer Marvel, Doctor Strange. Everything Everywhere All At Once berhasil meraih rating 8,5 dari total nilai 10, sedangkan Doctor Strange hanya mendapatkan rating 7,3 saja.

7. Proses Syuting yang Singkat

Proses pembuatan film ini terbilang cukup singkat, yaitu kurang dari 40 hari. Hal ini tentu cukup mengejutkan mengingat Everything Everywhere All At Once memiliki perpindahan cerita yang rumit dan visual efek yang sangat banyak. Selain itu, film ini juga diproduksi dengan biaya sekitar 25 juta dolar Amerika Serikat.

8. Menggabungkan Antara Teror dan Komedi

Dengan berbagai genre yang disajikan dalam film ini, membuat satu genre dengan genre yang lainnya bergabung dan menghasilkan film yang lebih berwarna. Salah satu penggabungan genre yang unik dalam film ini adalah teror dan komedi tentang tekanan yang dimiliki oleh anak dan ibunya.

Itulah fakta menarik mengenai film Everything Everywhere All At Once yang berhasil masuk dalam 11 nominasi piala Oscar 2023. 

Baca: Raih Aktris Terbaik di Golden Globe 2023, Michelle Yeoh: Mimpi jadi Kenyataan

MARVELA | VIVIA AGARTHA F | RADEN PUTRI

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."