Kenang Hilman Hariwijaya, dari Rebutan Buku Lupus Hingga Pengaruh Tulisan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Penulis cerita Lupus, Hilman Hariwijaya, tahun 1988. DOK/TEMPO/Gunung Sarjono

Penulis cerita Lupus, Hilman Hariwijaya, tahun 1988. DOK/TEMPO/Gunung Sarjono

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaHilman Hariwijaya, penulis cerita remaja Lupus meninggal pada Rabu, 9 Maret 2022 dalam usia 57 tahun. Kabar duka meninggalnya penulis cerita remaja yang sangat terkenal pada 1980-an akhir dan 1990an awal ini diungkapkan istrinya, Nessa Sadin di halaman Instagramnya.

"Innalillahi wainnaillahi rojiun. Telah berpulang Hilman Hariwijaya Rabu, 9 Maret 2022 pukul 08.02 WIB. Mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya untuk almarhum," tulis Nessa pada keterangan foto yang diunggahnya.

Nessa mengunggah foto dirinya bersama Hilman dan dua putri mereka. Tak ada keterangan lebih lanjut mengenai berpulangnya Hilman. Di halaman Instagram Nessa, yang dikenal sebagai aktris sejumlah sinetron itu lebih banyak mengabarkan aktivitasnya di dunia seni peran dan kegiatannya bersama putrinya yang bungsu, Adellicia Hariwijaya.

Di akun Instagram Hilman, ia terakhir mengunggah foto dirinya pada 27 Desember 2021. Di foto itu, terlihat ia dalam masa perawatan di rumahnya sendiri. Ia didampingi seorang peremuan yang menggendong bayi dan seorang bocah dengan mengenakan baju Spiderman kembaran dengan seorang pria. "With Spidey," tulisnya.

Hilman Hariwijaya, istri, dan dua anaknya. Foto: Instagram Nessa Sadin.

Sedari pagi tadi banyak kenangan para penggemarnya yang diunggah di laman media sosial dan WhatsApp Group. Tak ayal, penokohan karakter Lupus yang diciptakan Hilman memang banyak menemani masa remaja generasi era 90-an. Saat itu bacaan Lupus kerap dijumpai di perpustakaan sekolah dan penyewaan buku.

Salah satu penggemar Lupus, Ursula Monoarfa menyampaikan kesannya saat berebutan membeli novel Lupus. "Dulu yaa, aku tinggal (sampe lulus SMP) di Tahuna, pulau kecil di ujung Sulawesi Utara. Kecil banget sampe dulu tuh gak ada di peta. Kalaupun ada ya di bagian insert. Kapal masuk tiap selasa, kamis dan sabtu," tulisnya di WhatsApp Group

Di momen itu menjadi hari membahagiakan bagi Ursula karena toko buku (hanya ada 2 toko buku) akan punya stok buku atau majalah baru, termasuk majalah Hai dan novel Lupus. "Berebutan kami belinya. Aku pakai nepotisme, si Koko pemilik toko kenal sama ortuku sesama pedagang jadi suka disimpanin. Rasanya keren banget kalau foto sambil niup permen karet yosan kek Lupus," selorohnya.

Selain Ursula, penggemar lainnya Deasy Rafianty juga mengungkapkan kesannya pada karya Hilman yang tidak hanya menulis Lupus, tetapi juga kisah Olga dan sepatu rodanya.

"Tulisan Hilman Hariwijaya selalu akan melekat di hati saya. Karena karakter Lupus dan kawan-kawannya yang begitu kuat, masih terekam selama lebih dari 20 tahun," ucap Deasy melalui pesan instan.

Karya Hilman tak dimungkiri berpengaruh dalam proses kreatifnya menulis. Untuk ke tulisan saya, gaya kocak Hilman dan tokoh jahilnya gaya Lupus berpengaruh ke beberapa tulisan saya yang bergenre remaja atau komedi. Saya suka tulisan lucu tapi romantis.

Selain karakter Lupus yang cuek tapi sebenarnya anak baik, Deasy juga terkesan dengan kisah Olga Olga yang merupakan penyiar Radio Gaga dan senang bersepatu roda masih terekam dalam benaknya.

ISTIQOMATUL HAYATI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."