Mengenal Butterfly Hug, Metode Memeluk Diri Sendiri untuk Atasi Cemas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Drama Korea It's Okay To Not Be Okay. Foto: Twitter.

Drama Korea It's Okay To Not Be Okay. Foto: Twitter.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Merasa mudah panik dan cemas yang berlebihan tiba-tiba? Cemas yang datang mendadak bisa menyebabkan kita kehilangan kendali. Untuk membuat diri sendiri tenang, biasanya butuh seseorang untuk memberikan perasaan aman. Namun bagaimana jika kita sendiri dan tiba-tiba dilanda cemas hingga menimbulkan kepanikan? Coba lakukan butterfly hug untuk membuat diri Anda tenang.

Butterfly hug adalah metode memeluk diri sendiri untuk membuat kita lebih tenang. Cara ini juga ampuh menghilangkan stres atau cemas berlebih yang datang. Metode ini dikembangkan oleh Lucina Artegas dan Ignacio Jarero untuk korban badai Pauline di Meksiko pada tahun 1998 lalu. Karena dinilai efektif untuk menenangkan diri, akhirnya butterfly hug terus dipakai untuk mengobati kecemasan, terutama bagi penderita trauma.

Untuk melakukan butterfly hug, Anda hanya perlu menyilangkan tangan di depan dada. Letakkan jari-jari tangan di pundak dengan nyaman. Fokuskan pikiran dan atur napas. Setelah merasa lebih nyaman, coba tepuk-tepuk pundak selama beberapa saat hingga Anda merasa tenang.

Butterfly hug bisa selesai dilakukan ketika Anda sudah merasa tenang. Seperti yang diketahui, melakukan butterfly hug bisa menghilangkan rasa cemas yang datang tiba-tiba. Gerakan memeluk diri ini juga bisa mengurangi rasa sakit yang Anda rasakan. Meskipun tak diserang panic attack atau cemas berlebihan, butterfly hug juga bisa Anda lakukan saat suasana hati buruk atau bad mood. Melakukan gerakan ini bisa memperbaiki suasana hati Anda yang kacau. 

Baca juga: Catat, Ini Sebab Karyawan Baru di Masa Pandemi Kerap Alami Cemas

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."