Skincare Tak Dianjurkan bagi Penyintas Autoimun Kulit, Ketahui Sebabnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Perawatan kulit berminyak harus dilakukan secara tepat dan efektif. (Pexels/KoolShooters)

Perawatan kulit berminyak harus dilakukan secara tepat dan efektif. (Pexels/KoolShooters)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Penyakit autoimun pada kulit dapat terjadi akibat sistem imun pada tubuh yang tak mengenali tubuhnya sendiri dan menyebabkannya jadi menyerang sel tubuh kita. Akibat hal tersebut maka muncullah berbagai penyakit yang diderita, khususnya pada kulit seperti psoriasis, vitiligo dan urtikaria.

Dengan begitu, kondisi kulit akan mengalami peradangan sehingga penggunaan skincare menjadi hal yang tak dianjurkan. “Skincare digunakan untuk merawat, bukan untuk menyembuhkan kulit,” kata Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Anthony Handoko selaku CEO Klinik Pramudia pada webinar yang digelar pada Rabu, 3 November 2021.

Ia menjelaskan bahwa dibandingkan skincare, maka skin treatment merupakan hal yang lebih penting. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan obat minum, obat oles atau menggunakan alat untuk disinar. “Setelah penyakitnya terkontrol barulah lanjut ke skincare,” jelasnya.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Anthony Handoko dan CEO Klinik Pramudia/Foto: Doc. Pribadi

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Amelia Setiawati Soebyanto, ikut menjelaskan soal kandungan dari skincare yang perlu ikut diperhatikan bagi para penyintas. Menurutnya, pasien harus mencari produk yang memang dikhususkan untuk kulit sensitif dan hipoalergenik agar tidak menimbulkan peradangan lebih lanjut.

“Tapi tetap obati penyakitnya terlebih dahulu, karena pelembab pada dasarnya untuk perawatan saja, bukan untuk penyembuhan,” katanya. Dia juga lebih menyarankan para pasien untuk menggunakan obat-obatan yang diberikan oleh dokter saja karena dikhawatirkan penggunaan skincare dapat memberikan dampak kurang baik pada tubuh.

Begitu pula soal penggunaan minyak telon, minyak kayu putih ataupun jenis minyak lainnya yang sering dibalurkan pada bagian tubuh yang terasa gatal. Hal ini tidak dianjurkan oleh dokter karena dapat memberikan dampak buruk pada kulit seperti penyakit dermatitis kontak

“Minyak yang diusapkan terlalu banyak pada kulit malah membuat kulit semakin parah. Memang gatalnya hilang, tapi bisa menyebabkan dermatitis kontak dan membuat penyakit jadi bertambah,” kata Anthony.

Jadi ada baiknya, setiap pasien yang sudah merasakan adanya ruam tak wajar pada kulit untuk segera ke dokter. Hal tersebut dikarenakan jika tidak sesegera mungkin bisa jadi ruam akan bertambah lebar, banyak dan membuat waktu serta biaya pengobatan menjadi lebih lama dan besar.

Baca: 13 Tahun Alami Autoimun, Qory Sandioriva : Biaya Berobat Setara Beli Rumah

LAURENSIA FAYOLA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."