Kangen Liburan? Simak Kata Pakar Kesehatan Jika Ingin Melakukan Traveling

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi gaya liburan (pixabay.com)

Ilustrasi gaya liburan (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dilema terkadang muncul saat membahas rencana liburan di masa pandemi COVID-19, apalagi ada ancaman varian Delta. Di satu sisi, ada kekhawatiran terkena COVID-19 tetapi di sisi lain dorongan bisa rehat sejenak dari kesibukan kerja tak terelakkan. Lantas apa pendapat para pakar kesehatan, etiskah berlibur saat ini?

Pakar bioetika sekaligus co-founder firma konsultan bioetika Rogue Bioethics, Kelly Hills berpendapat etis saja bila Anda berasal dari kawasan dan tujuan liburan dengan 80 persen populasi sudah tervaksin dan kasus COVID-19 rendah.

Anda harus mengikuti pedoman kesehatan masyarakat secara ketat. Apabila Anda memutuskan akan bepergian atau traveling, maka Anda bertanggung jawab atas tindakan Anda dan melakukan yang terbaik untuk meminimalkan penyebaran penyakit.

Sementara itu, peneliti kebijakan kesehatan di Brigham and Women's hospital and Harvard TC Chan School of Public Health, Dr. Thomas Chin-Chia Tsai melihat dari kacamata risiko bagi diri Anda dan orang lain.

"Setelah lebih dari satu setengah tahun perjalanan tertunda karena COVID-19, ada alasan yang sangat nyata mengapa individu mungkin ingin atau perlu melakukan perjalanan bahkan ke daerah dengan tingkat vaksinasi yang rendah misalnya untuk melihat keluarga. Sebagai peneliti kesehatan masyarakat, saya melihat hal ini sebagai salah satu risiko," tutur dia.

Dia mengatakan, bepergian tanpa vaksinasi menempatkan diri Anda dan orang lain dalam risiko terkena COVID-19. Sementara berkunjung ke daerah dengan tingkat vaksinasi rendah dan tingkat kasus COVID-19 tinggi juga secara inheren berisiko.

Sebagai pelancong yang divaksinasi, tetap penting untuk mengikuti pedoman maskapai dan yurisdiksi lokal seputar masker, skrining dan tes COVID-19.

"Kita berada pada tahap pandemi yang fokusnya secara kolektif mengambil tindakan yang dapat mengurangi penularan," tutur dia.

Di sisi lain, pakar epidemiologi di George Mason University Schar School of Policy and Government, Saskia Popescu juga mengajak Anda mempertimbangkan wilayah tinggal Anda, tujuan liburan dan tingkat penularannya.

Dia mengingatkan Anda tetap mempraktikkan upaya pencegahan infeksi, seperti menjalankan protokol kesehatan mengenakan masker dan mengurangi waktu membukanya di dalam ruangan.

Selain itu, sebisa mungkin menghindari pengaturan dalam ruangan yang ramai dengan ventilasi yang tidak memadai dan lebih banyak melakukan hal-hal di luar ruangan sembari tetap mempraktikkan tindakan pencegahan COVID-19 lainnya.

Popescu tak menyarankan Anda bepergian setelah terpapar atau merasa tidak enak badan, demikian dilansir dari The Guardian.

Baca: Tidak Sabar Liburan? Yuk Rancang Wisata Seru dengan Anak dan Keluarga

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."