Gerakan #GenerasiPilahPlastik Ajak Netizen Mulai Memilah Sampah Rumah Tangga

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi tempat sampah. Foto: easy2buyusa

Ilustrasi tempat sampah. Foto: easy2buyusa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sampah masih menjadi masalah yang selalu menjadi sorotan. PT Unilever Indonesia merilis gerakan #GenerasiPilahPlastik mengajak masyarakat lebih aktif berbagi peran merestorasi ekosistem di daratan mau pun lautan. Gerakan ini merujuk pada tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021, "Ecosystem Restoration" yang bertujuan mendorong semua pihak terlibat dalam gerakan global untuk mencegah, menghentikan, dan merestorasi degradasi ekosistem demi masa depan yang berkelanjutan.

Dalam "United Nations Decade on Ecosystem Restoration 2021-2030" dicantumkan bahwa salah satu langkah penting untuk merestorasi ekosistem daratan maupun lautan adalah dengan menggalakkan pengumpulan dan pemilahan sampah rumah tangga sehingga tidak tercecer di lingkungan, serta upaya daur ulang plastik agar tidak berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, timbunan sampah tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton, dimana 15 persennya terdiri dari sampah plastik. Dari jumlah ini, 88,17 persen sampah plastik masih diangkut ke TPA atau bahkan berserakan di lingkungan. "Merujuk ke permasalahan tersebut, dan sejalan dengan komitmen bahwa hingga tahun 2025 mendatang Unilever akan mengumpulkan sampah plastik lebih banyak dari yang kami produksi, hari ini kami meluncurkan #GenerasiPilahPlastik," ujar Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia dalam webinar pada "#GenerasiPilahPlastik", Selasa 15 Juni 2021.

Ajakan #GenerasiPilahPlastik/PT Unilever Indonesia

"Melalui #GenerasiPilahPlastik, kami mengajak masyarakat untuk menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik," lanjutnya.

Ajakan ini menjadi relevan mengingat tahap pengumpulan dan pengolahan sampah plastik adalah komponen penting dalam mengurangi beban sampah terhadap lingkungan sekaligus menciptakan ekonomi sirkular. Untuk itu, seluruh pihak memiliki peran masing-masing, termasuk Pemerintah, organisasi kemasyarakatan, konsumen, dan tentunya produsen.

Peranan penting produsen tertuang dalam Permen LHK no. 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen yang meregulasi bagaimana setiap produsen sepatutnya memiliki road map yang jelas dan terukur dalam mendukung upaya pengumpulan dan daur ulang sampah, utamanya sampah plastik.

Untuk itu, Unilever Indonesia secara khusus menyusun road map soal upaya hulu hingga hilir untuk menangani permasalahan sampah terutama sampah plastik, termasuk mendukung Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah yang dicanangkan Pemerintah sejak 2019 lalu.

Selain peran aktif masyarakat, ketersediaan sarana pendukung bagi masyarakat untuk menerapkan pilah sampah merupakan hal yang tidak kalah krusial. Sejak 2008 Unilever Indonesia mengembangkan dan memperkuat program bank sampah hingga berhasil membina sebanyak 3.859 unit bank sampah di 37 kota yang tersebar di 12 provinsi. Unilever Indonesia juga memperkuat eksistensi dan peranan bank sampah binaannya melalui upaya digitalisasi, bekerja sama dengan platform Google My Business. Masyarakat kini lebih mudah mengakses dan memanfaatkan bank sampah terdekat, sejalan dengan upaya Pemerintah dalam menggalakkan digitalisasi bank sampah.

Melanjutkan upaya ini, #GenerasiPilahPlastik diharapkan dapat menjadi bagian dari komunikasi, informasi dan edukasi yang mendorong konsumen berbagi peran dengan menanamkan kesadaran bahwa memilah sampah plastik dari rumah merupakan hal yang mudah dan bermanfaat untuk diri sendiri, masyarakat maupun lingkungan.

Dengan nilai dan kualitas yang meningkat, sampah plastik yang terpilah dan terkumpul dapat menjadi komoditi yang berguna, mendukung industri daur ulang, dan menegakkan ekonomi sirkular. Berkat penerapan komitmen untuk mengurai permasalahan plastik dari mulai dari hulu, tengah, dan hilir rantai bisnisnya, secara total pada 2020 Unilever Indonesia telah mengumpulkan dan memproses lebih dari 16.300 ton sampah plastik, yang terdiri dari:

Hulu: Pemrosesan melalui upaya penggunaan kemasan daur ulang sebanyak 68 ton.

Tengah: Pengumpulan sampah plastik dari jaringan bank sampah sebanyak 13.200 ton.

Hilir: Salah satu pencapaian penting di sisi hilir pengelolaan sampah plastik adalah kerjasama dengan sejumlah pemerintah daerah dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) untuk mengumpulkan dan memproses sampah plastik menjadi energi terbarukan pengganti batu bara atau Refuse Derived Fuel (RDF) di pabrik semen, yang hingga kini telah memproses sebanyak 3.070 ton sampah plastik.

"Menyadari bahwa perjalanan kita mengatasi permasalahan sampah plastik masih panjang, kami siap untuk menjalin kolaborasi yang lebih erat dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih dan lestari," kata Nurdiana.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."