Pemilik Label Nadjani Ungkap Peluang Bisnis Fashion di New Normal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Masker kain menjadi salah satu inovasi produk yang dihasilkan oleh Nadjani dalam upaya beradaptasi di tengah pandemi. Seluruh masker kain yang dijual dalam rangka donasi habis dalam 2 menit lewat Tokopedia/Tokopedia

Masker kain menjadi salah satu inovasi produk yang dihasilkan oleh Nadjani dalam upaya beradaptasi di tengah pandemi. Seluruh masker kain yang dijual dalam rangka donasi habis dalam 2 menit lewat Tokopedia/Tokopedia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pemilik label fashion lokal Nadjani, Nadya Amatullah Nizar berbagi agar bisnis mode tetap berjalan selama masa new normal pandemi Covid-19. Menurut dia, selama wabah corona terjadi, masyarakat tak lagi memprioritaskan kebutuhan sandang -termasuk busana.

Saat pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia pada awal Maret 2020, masyarakat mengutamakan kebutuhan pangan dan kesehatan. Termasuk saat Hari Raya Idul Fitri, tradisi membeli baju Lebaran pun tak terlalu signifikan.

Meski keadaan seolah tak berpihak pada industri fashion, Nadya mengatakan tetap ada peluang di dalamnya. Dalam masa new normal ini, setidaknya ada dua celah yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha mode untuk mengelaborasi bisnisnya dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

"Sekarang kita disarankan untuk memakai barang pribadi dan tidak meminjam, ada baiknya untuk menjual produk mukena atau sajadah yang mudah dibawa ke mana-mana,” kata Nadya dalam acara webminar bersama Tokopedia pada Rabu, 10 Juni 2020.

Koleksi brand Spring/Summer 2017 .nadjani. signature di Jakarta Fashion Week 2017, Senayan City, Jakarta Pusat, Senin, 24 Oktober 2016.TEMPO/Dini Teja

Selain peralatan beribadah, masker juga menjadi salah satu item fashion yang wajib dimiliki setiap orang saat ini. Dan tentunya satu orang tak cukup hanya punya satu masker. Mereka butuh beberapa masker untuk ganti. Dan ada pula orang yang memadupadankan masker dengan busana yang mereka kenakan.

Selama pandemi Covid-19 ini, masyarakat juga lebih sering berada di rumah. Artinya, menurut Nadya, mereka membutuhkan lebih banyak pakaian yang nyaman dan praktis untuk beraktivitas di rumah beserta segala aksesori yang diperlukan.

Contoh membuat apron atau celemek agar pakaian tak kotor saat memasak. "Sekarang eranya masak di rumah tapi tetap ingin eksis di media sosial. Sebab itu kami membuat apron juga supaya tetap Instagramable," katanya. Kunci sukses dari pengusaha fashion - dan pebisnis lain pada umumnya, adalah terus beradaptasi dan berinovasi dalam keadaan apapun.

Jangan lupa untuk melakukan promosi dan tetap menjaga komunikasi dengan pelanggan. Ini penting untuk menciptakan hubungan yang erat dan pelanggan akan merasa dihargai jika mendapat perhatian. "Terus update di media sosial untuk dagangan, bikin live yang mendidik tentang fashion dan berbagai potongan harga agar tidak kehilangan pelanggan," kata Nadya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."